REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mempromosikan Islam yang damai atau tidak lekat dengan tindakan ekstrimisme saat dirinya berbicara di Forum Ulama dan Cendekiawan Muslim di Moskow, Rusia.
"Perlu didalami akar penyebab ekstrimisme, khususnya ekstrimisme keagamaan. Akarnya pada agama dan faktor-faktor nonagama jadi tidak terkait Islam," kata Din lewat keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Selasa (6/10).
Din juga mengatakan terdapat sebab lain dalam ekstrimisme, yaitu terkait dengan kemiskinan, kesenjangan, atau ketakadilan. "Ketakdilan global adalah pangkal banyak masalah di dunia dewasa ini," ujar Din.
Din mengajak kepada setiap pihak untuk memerangi sebab-sebab ekstrimisme. "Oleh karena itu, perlu langkah-langkah strategis memberantas ekstrimisme sesuai faktor-faktor penyebab tadi. Faktor keagamaan hanya dapat dihadapi dengan pengarusutamaan wawasan keagamaan moderat atau wasathiyah."
Maka, kata Din, para ulama moderat perlu bersuara dan terus-menerus menyebarkan paham wasathiyah, sedangkan memberantas ekstrimisme dari faktor-faktor nonagama harus dilakukan bersama dengan memperbaiki sistem dunia yang ada lantaran hanya menciptakan ketimpangan dan ketakadilan.
Din yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia ini juga sempat berbicara pada Forum Ulama dan Cendekiawan Muslim di Moskow, 5 hingga 6 Oktober 2015. Forum diadakan oleh Grup Visi Strategis Rusia-Dunia Islam yang terdiri atas 20 tokoh dari sejumlah negara Islam dan beberapa tokoh Rusia. Din sendiri mewakili Indonesia.
"Forum ini membahas tema 'Umat Islam Menghadapi Ancaman Ekstrimisme' dan dihadiri sekitar 30 peserta, terdiri atas para ulama/mufti dan cendekiawan Muslim dari Mesir, Kuwait, Pakistan, Bangladesh, Iran, Palestina, Indonesia, dan Rusia sendiri," ujar Din.