Ahad 20 Sep 2015 22:22 WIB

Komunitas Agama Louisville Tolak Islamofobia

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Secarik kertas Islamofobia
Foto: Onislam
Secarik kertas Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, LOUISVILLE -- Ratusan warga Louisville di Kentucky telah berkumpul untuk menghapus grafiti anti-Muslim yang ditorehkan di dinding Islamic Center. Mereka menegaskan hubungan antaragama yang mendalam antaranggota masyarakat dari kelompok agama yang berbeda.

"Saya pikir itu sangat jelas, apa pun pesan yang dimaksudkan pelaku, akan menjadi bumerang," kata Ozair Shariff, anggota dewan direksi Islamic Center of Louisville, kepada Huffington Post, dilansir dari onislam.net, Ahad (20/9).

Shariff merujuk pada grafiti anti-Muslim yang muncul di dinding Islamic Center pada Rabu malam. Grafiti itu berisi pesan berbunyi, "Ini untuk Perancis" dan "Muslim Meninggalkankan Yahudi Sendiri."

Mengekspresikan penentangan terhadap pesan kebencian, perwakilan dari semua kelompok agama dan jemaat di Louisville berkumpul pada hari Jumat untuk menunjukkan dukungan, bersama siswa dari sekolah-sekolah swasta, publik dan Katolik.

Wali Kota Louisville, Greg Fischer, presiden masjid, tokoh agama, dan sejumlah pemimpin masyarakat turut hadir dan memberi sambutan. Kemudian, para relawan bergiliran menyapukan kuas di atas dinding. Setiap orang bekerja bersama-sama secara serentak. Kebutuhan pengecatan ditanggung oleh penduduk lokal dan organisasi.

Matt Goldberg, direktur pengembangan Komunitas Yahudi Louisville, juga bergabung bersama lebih dari 100 relawan dari komunitas Yahudi. "Tidak ada yang membayangkan hal seperti ini akan terjadi di sini di Louisville. Kami bangga dengan toleransi dan keberagaman kami. Ini adalah kejutan di tengah tatanan komunitas," kata Goldberg.

Goldberg mengaku sangat menyukai komunitas Muslim, yang sering bermitra dengan komunitas Yahudi dalam proyek-proyek pelayanan. Islamic Center ini menjadi tuan rumah acara buka puasa lintas agama tahunan setiap Ramadhan.

Kedua komunitas juga telah bekerja sama mengumpulkan uang untuk membantu korban bencana alam, termasuk gempa 2010 di Haiti dan banjir bandang yang melanda Pakistan pada tahun yang sama. "Hal seperti ini hanya akan membawa masyarakat kita bersatu. Kami tidak akan mendukung setiap jenis tindakan diskriminatif," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement