Senin 07 Sep 2015 17:15 WIB

MUI Ajak Warga Gorontalo Shalat Istisqa

Umat Muslim saat melaksanakan shalat Istisqa atau shalat sunah minta hujan.
Foto: Antara/Arief Priyono
Umat Muslim saat melaksanakan shalat Istisqa atau shalat sunah minta hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO --  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Gorontalo mengajak umat Islam di daerah tersebut, untuk melaksanakan shalat Istisqa untuk memohon turunnya hujan, karena Gorontalo dilanda musim kemarau yang cukup panjang.

Ketua MUI Povinsi Gorontalo Abdurrahman Bahmid mengatakan, perlu bagi kaum Muslimin untuk berikhtiar meminta agar hujan segera turun di Gorontalo. Menurutnya, istisqo artinya memohon kepada Allah menurunkan hujan untuk negeri atau hamba-hamba-Nya yang membutuhkannya melalui shalat, berdoa dan beristighfar ketika terjadi kemarau.

Ia menguraikan tentang tata cara Shalat Istisqa sebagaimana yang dilaksanakan Rasulullah dan umat Islam pada aat Madinah mengalami bencana kekeringan. "Caranya pergi ke tanah lapang kemudian shalat berjama'ah bersama orang-orang yang dipimpin seorang imam tanpa adzan dan iqomah," ujarnya.

Bahmid menjelaskan, disunnahkan kepada imam untuk mengumumkan terlebih dahulu pelaksanaan shalat Istisqa.

"Kami berharap pemerintah daerah bisa memfasilitasi pelaksanaa shalat di lingkungan kantor masing-masing," imbuhnya.

Berdasarkan data terakhir BMKG pada 31 Agustus 2015, jumlah wilayah yang mengalami kekeringan ekstrim di Gorontalo bertambah tiga kecamatan yaitu Kecamatan Batudaa dan Tibawa di Kabupaten Gorontalo serta Kecamatan Paguat di Kabupaten Pohuwato.

"Sebelumnya hanya Kecamatan Kwandang di Kabupaten Gorontalo Utara yang yang mengalami kekeringan ekstrim dengan jumlah Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 60 hari berturut-turut," kata Prakirawan BMKG Gorontalo, Fathuri.

Wilayah lain yang berpotensi mengalami kekeringan adalah Kabupaten Bone Bolango di Kecamatan Bulango Utara, Bone Pantai, Kabila, Suwawa, Botupingge, Bone Raya, Bone, Suwawa Timur Kabila Bone, Tapa, Tilongkabila, Bulango Ulu dan Bulango Selatan.

Sementara di Kabupaten Gorontalo terdapat sembilan kecamatan yang terancam kekeringan ekstrim yakni Limboto, Dulamayo, Telaga, Tilango, Tolangohula, Limboto Barat, Pulubala, Boliyohuto dan Asparaga.

Selain itu juga terjadi di Kecamatan Wonosari dan Paguyaman di Kabupaten Boalemo, serta Kecamatan Marisa, Randangan, Taluditi, Lemito, Wonggarasi, Popayato, Popayato Timur, Buntulia, Duhiyadaa dan Popayato Barat di Kabupaten Pohuwato.

"Wilayah lain di Gorontalo Utara juga ikut terancam seperti Tolinggula, Sumalata, Monano, Gentuma, Imana, Atinggola dan Sumalata Timur. Sedangkan Kota Gorontalo juga termasuk wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan ekstrim," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement