Jumat 21 Aug 2015 21:38 WIB

Imam Masjid Istiqlal Silaturahim ke Republika

Rep: c25/ Red: Agung Sasongko
Ali Mustafa Yakub
Foto: .
Ali Mustafa Yakub

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yakub bersilaturahim ke Kantor Harian Republika, Jumat Sore. Di sela silaturahim, Ali sempat menjadi imam shalat Mahgrib dan memberikan tausiah kepada redaksi Republika.

Dalam tausyiahnya,  Ali menuturkan pentingnya sikap selektif para pekerja media dalam memilih berita, khususnya bagi media yang bernafaskan Islam. Ini karena, pemilihan berita akan menjadi santapan informasi bagi masyarakat luas dan umat Muslim di Indonesia.

Ali juga menyebut ada hadits-hadits yang banyak tersebar merupakan hadits palsu. "Saya mengharapkan agar teman-teman di sini selektif dalam memilih hadits atau berita," kata dia.

Menurut Ali, ada hadits-hadits yang sengaja dibuat dan disebarkan berdampak negatif bagi umat. Misalnya, hadist tentang tidur di bulan suci Ramadhan yang dalam Islam juga dikategorikan sebagai ibadah.

"Kalau hadits tersebut selalu disebarluaskan bahkan oleh para mubaligh justru membuat umat Muslim menjadi malas untuk bekerja pada saat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan," kata dia.

Selain itu, ia menjelaskan tentang hadits palsu yang mengatakan kalau bulan Ramadhan dibagi menjadi tiga sesi, dengan fase berjumlah masing-masing 10 hari. Menurutnya, hadist itu terkategori palsu.

"Ramadhan hanya dibagi menjadi dua sesi, yang masing-masing berisi 20 hari dan juga 10 hari terakhir. Nabi Muhammad SAW selalu beribadah seperti biasa di 20 hari pertama, lalu beribadah dengan sangat giat di 10 hari terakhir. Bahkan, disebutkan juga kalau Rasul mengencangkan sarungnya, hanya untuk fokus beribadah," paparnya.

Karena itu, Ali mengingatkan redaksi Republika agar selalu selektif dalam memilih hadits untuk dijadikan berita. Ia menambahkan kalau para pekerja media, khususnya yang bernafaskan Islam seperti Republika, jika memang berniat baik, maka selain mendapatkan keuntungan di dunia, juga mendapatkan keuntungan di akhirat berupa pahala.

"Itu tidak terasa, kerja sekaligus dapat pahala," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement