Rabu 21 Dec 2022 13:33 WIB

Imam Besar Istiqlal Ajak Umat Naik Kelas Jadi Ahli Ibadah

Umat Islam harus menyiapkan target-target yang bisa dilakukan pada 2023 mendatang.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kelima kiri), Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Dakwah Cholil Nafis (kelima kanan) dan pengurus MUI Komisi Dakwah lainnya saat acara Muhasabah dan Istighotsah akhir tahun 2022 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (20/12/2022). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya instrospeksi diri serta meningkatkan ketakwaan  dalam mempersiapkan menyambut tahun yang akan datang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kelima kiri), Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Dakwah Cholil Nafis (kelima kanan) dan pengurus MUI Komisi Dakwah lainnya saat acara Muhasabah dan Istighotsah akhir tahun 2022 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (20/12/2022). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya instrospeksi diri serta meningkatkan ketakwaan dalam mempersiapkan menyambut tahun yang akan datang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar mengajak kepada umat Islam agar pada 2023 mendatang menaikkan kelasnya dari ahli taat menjadi ahli ibadah. Hal ini disampaikan Prof Nasaruddin dalam acara Muhasabah Akhir Tahun yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Masjid Istiqlal, Selasa (20/19/2022) malam.

“Kalau tahun 2022 kita baru ahlul taat, maka mohon 2023 ini, insyaAllah kita naik kelas menjadi ahlul ibadah,” ujar Prof Nasaruddin dalam tausiyahnya.

Baca Juga

Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an (PTIQ) Jakarta ini mengatakan, ada perbedaan antara ahli taat dan ahli ibadah. Menurut dia, seorang yang ahli taat melakukan seluruh ajaran agama Islam itu hanya karena adanya kewajiban.

“Bedanya adalah pada kualitas dan intensitas. Kalau ahlul taat melakukan seluruh ajaran agama Islam itu karena itu penting dan karena itu wajib. Jadi merasa terbebani dengan shalat,” ucapnya.

Sementara, seorang ahli ibadah itu melakukan seluruh ajaran agama Islam dengan penuh cinta. Ketika melakukan shalat sebanyak apa pun, seorang ahli ibadah tidak akan merasa terbebani.

“Seluruh ketaatan yang dilakukan dengan penuh rasa cinta, itulah yang disebut dengan ahlul ibadah,” kata Prof Nasaruddin.

Acara Muhasabah Akhir Tahun ini digelar oleh Komisi Dakwah MUI Pusat. Muhasabah ini dihadiri ratusan jamaah dari berbagai wilayah di DKI Jakarta. Acara ini juga dihadiri sejumlah kiai, habaib, dan pengurus MUI Pusat, seperi KH Cholil Nafis, Habib Nabil Al-Musawwa, dan KH Ahmad Zubaidi.

Prof Nasaruddin juga mengajak kepada seluruh jamaah untuk melakukan introspeksi di akhir tahun 2022 ini. “Saya mengajak untuk melakukan instrospeksi apa capaian-capaian, apa prestasi spiritual yang kita lakukan dan perlu kita evaluasi di penghujung tahun 2022 ini,” jelas Prof Nasaruddin.

Dia menjelaskan, seorang hamba Allah sangat rugi jika prestasinya sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, menurut dia, umat Islam harus menyiapkan target-target yang bisa dilakukan pada 2023 mendatang.

“Alangkah ruginya seorang hamba kalau prestasinya hari ini sama saja dengan kemarin, dan hari ini kita datang untuk evaluasi. Mudah-mudahan target-target tahun 2023 nanti bisa diukur,” ucap Prof Nasaruddin.

Dalam hal ibadah misalnya, jika selama ini shalatnya masih bolong-nolong, maka pada tahun depan kesadaran untuk melakukan shalat harus lebih ditingkatkan lagi. Selain itu, penghatan saat melakukan shalat juga harus ditingkatkan.

“Jadi, kita ingin meningkatkan prestasi kita. Kemarin sudah melakukan shalat misalnya, tapi penghayatannya tidak ada atau shalat itu hanya untuk menggugurkan kewajiban. Itu masuk ahli taat. Tapi di atas kelas ahli taat ini masih ada lagi di atasnya, yaitu ahlul ibadah,” pungkasnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement