Rabu 19 Aug 2015 18:20 WIB
mukernas ulama alquran

'Penulisan (Rasm) Mushaf Alquran Indonesia Perlu Dikaji'

Rep: c12/ Red: Damanhuri Zuhri
suasana musyawarah kerja nasional ulama alquran di bandung, rabu (19/8)
Foto: foto: umar mukhtar/republika
suasana musyawarah kerja nasional ulama alquran di bandung, rabu (19/8)

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Pakar Tafsir Dr Ahsin Sakho Muhammad mengungkapkan, penulisan Mushaf Alquran Utsmani Indonesia diminta untuk dilakukan pengkajian. Ini terkait dengan penulisan (rasm) beberapa kalimat yang ada di dalam Alquran, yang tidak sesuai dengan mazhab di dalam rasm Utsmani.

"Kelihatannya penulisan (rasm) Mushaf di Indonesia perlu ada kajian di sana-sini. Tidak banyak. Hanya di beberapa kalimat saja. Cara penulisan ini kok begini. Ini karena perbedaan pendapat ulama, kita mengambilnya yang mana?" ungkap Pakar Tafsir Alquran, Dr Ahsin Sakho Muhammad, usai menjadi pembicara pada Musyawarah Kerja Nasional Ulama Alquran di Lembang, Bandung Barat, Rabu (19/8).

Ahsin menjelaskan, Alquran di Indonesia menggunakan rasm Utsmani. Namun, di dalam rasm tersebut, terdapat dua mazhab besar, yakni Abu Dawud Sulaiman bin Najah dan Abu Amr Ad-Dani.

"Makanya perbedaan inilah, di mana yang harus kita ikuti. Mana mazhab yang kita harus ikuti. Kalau di Libya mazhabnya itu Ad-Dakni, kalau di Saudi itu memakai dua mazhab, ada Abu Dawud yang digunakan dalam beberapa hal," kata Ahsin menerangkan.

Ahsin menyebutkan, para ulama di Indonesia memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Salah satunya yakni bidang penulisan (rasm)

Alquran.

Karena memiliki ulama Alquran, ia berharap agar ada perubahan di dalam penulisan (rasm) Mushaf Alquran di Indonesia. "Mana yang kira-kira bisa dilanjutkan, dan mana yang kira-kira diubah, saya kira perubahannya itu sedikit," ujar dia.

Ia pun memaklumi, Mushaf Utsmani yang digunakan di Indonesia tentu ada kekurangannya. "Namanya saja hasil usaha manusia, ada saja kekurangannya di sana-sini," tambah dia.

Menurut dia, penulisan (rasm) Mushaf Alquran Indonesia juga perlu dikembalikan berdasarkan kitab-kitab standar yang berkaitan dengan cara penulisan Alquran dengan rasm utsmani.

"Ini karena kita sudah tertulis di situ, jadi Mushaf standar Utsmani. kalau rasm standar Utsmani, harus sesuai dengan ilmu rasm Utsmaninya. Kalau tidak sesuai dengan rasm utsmani, berarti harus dikembalikan kepada rasm utsmaninya," lanjut dia.

 

Ada beberapa contoh penulisan kata di Alquran Indonesia yang berbeda dengan mushaf utsmani. Misalnya, dalam Alquran Indonesia, kata khairaat memiliki huruf alifnya. "Sementara di rasm utsmani itu enggak ada alifnya, ini jadi hazful (menghapus) alif," jelasnya.

Pengkajian terhadap Mushaf Alquran di Indonesia bukan berarti mengubah seluruhnya atau sebagian besar penulisan kalimat dalam Alquran. "Hanya perbedaan satu kata dengan yang kata lain, mana yang kita ambil. Tapi, yang paling penting Alquran tetap terjaga," ujar dia menambahkan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement