Sabtu 15 Aug 2015 06:58 WIB

Gus Mus: Siapa Mundur?Aku tak Pernah Maju

KH Mustofa Bisri alias Gus Mus.
Foto: Republika/Rakhmawaty
KH Mustofa Bisri alias Gus Mus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap pekan tepatnya di hari Jum’at, Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, Jawa Tengah, KH A Mustofa Bisri menyapa para pembacanya di Twitter. Lewat akun Twitter pribadinya @gusmusgusmu, mantan Pj Rais PBNU ini bahkan secara konsisten memberikan taushiyah lewat #TweetJum’at-nya.

Seperti biasa, sebelum menulis #TweetJum’at-nya, Kiai yang akrab disapa Gus Mus ini menulis tweetnya dengan mengucapkan salam dan memberi doa.

“Assalãmu'alaikum warahmatuLlãhi wabarakãtuH. Selamat pagi. Semoga Allah mengampuni dan merahmati bangsa Indonesia. Ãmïn,” tulis Gus Mus di akun Twitter pribadinya, Jum’at (14/8).

Tak lama setelah Gus Mus menulis Tweet tersebut, akun bernama Burhanuddin Saputu @b_saputu menimpali dengan bertanya kepada kiai budayawan ini. 

“Assalamu’alaikum...Kyai. Mau tanya, mengapa mundur dari Rais Am PBNU hasil Muktamar di Jombang?” tanya Burhanuddin.

Setelah sekitar dua jam, Gus Mus baru menjawab pertanyaan Burhanuddin tersebut. “Siapa mundur? Aku tak pernah maju,” tulis Gus Mus singkat.

Dalam #TweetJum’at-nya, Gus Mus sendiri bertaushiyah, “Jika kau bergembira perlihatkanlah kegembiraanmu, agar orang di sekitarmu ikut gembira. Tapi bila berduka, jangan perlihatkan kecuali kepada-Nya.”

Gus Mus adalah kiai yang dipilih oleh sembilan Tim Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa) di Muktamar Ke-33 NU di Jombang. Sebelum Tim Ahwa yang terdiri dari 9 kiai khos ini mengadakan sidang pemilihan Rais Aam PBNU, Gus Mus telah menyatakan ketidaksediaannya untuk dipilih menjadi Rais Aam. 

Namun, KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen memandang bahwa penolakan tersebut adalah bentuk ketawadhu’an Gus Mus yang benar-benar tidak bernafsu menginginkan sebuah jabatan. Akhirnya, sidang Tim Ahwa yang diketuai oleh KH Ma’ruf ini menetapkan Gus Mus menjadi Rais Aam PBNU dan KH Ma’ruf Amin sebagai wakilnya.

Namun demikian, beberapa saat setelah sidang pleno pemilihan Ketua Umum PBNU selesai yang menetapkan KH Said Aqil Siroj terpilih kembali menjadi Ketum PBNU, Gus Mus tetap menyatakan tidak mengambil penetapan dirinya sebagai Rais Aam PBNU.

Hal itu disampaikannya melalui surat resmi yang dibacakan oleh Prof Akh Muzakki, Ketua Sidang Pleno Pemilihan Ketum PBNU saat itu. Dengan mundurnya Gus Mus, secara otomatis KH Ma’ruf Amin menggantikannya sebagai Rais Aam PBNU. 

"Jabatan Rais Aam biarlah diserahkan kepada salah satu dari Ahlul Halli wal Aqdi yang paling mendekati kriteria (Afqahuhum wa Akbaruhum...),” demikian ditulis Gus Mus menggambarkan ketidakpantasan dirinya menjabat Rais Aam lewat surat yang ditulis menggunakan huruf Arab Pegon. 

Afqohuhum wa Akbaruhum atau yang paling sepuh dan alim fikih di Ahwa adalah KH Maimoen Zubair. Namun, Mbah Moen pun menolak.

 

Sumber: NU Online

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement