Kamis 13 Aug 2015 11:28 WIB

Alhamdulillah, PGN Kelar Bangun Lima Rumah Tahfidz

 Wisudawati dari Pondok Pesantren Darul Quran berjalan saat mengikuti wisuda Tahfidz Nasional di Jakarta, Ahad (14/6). (Republika/Tahta Aidilla)
Wisudawati dari Pondok Pesantren Darul Quran berjalan saat mengikuti wisuda Tahfidz Nasional di Jakarta, Ahad (14/6). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pembangunan Rumah Tahfidz (RT)yang didirikan olen Perusahaan Gas Negara (PGN) di lima kota telah usai 100 persen. Tepatnya beberapa waktu lalu kelima RT tersebut sudah selesai masa pembangunannya.

Direktur Utama PPPA Daarul Quran, Muhammad Anwar Sani mengungkapkan, kelima Rumah Tahfidz itu berlokasi di lima provinsi yaitu Lampung, Sumatera Selatan, Banten, Batam dan Medan.

"Meskipun, sebelumnya sempat mengalami kendala. Tapi, kini rumah tahfidz itu siap digunakan untuk para calon santri penghafal Alquran," ungkapnya, Kamis (13/8).

Dua dari lima rumah tahfidz sudah terdapat santri yang akan menjalankan program menghafal Alquran di sana. Rumah tahfidz tersebut adalah Banten dan Lampung.

GM Rumah Tahfidz Center menyebutkan, saat ini RT PGN di Banten sudah terdapat sembilan orang dari 13 kuota yang ada. Sedangkan, RT PGN Lampung sudah ada 10 orang santri dari kuota yang tersedia. Direncankan, dalam waktu dekat ini, para santri itu segera melaksanakan rutinitasnya sebagai santri RT PGN binaan PPPA Daarul Quran.

Jumlah kuota di atas adalah kuota santri yang menginap di RT. Sedangkan, daya tampung belajarnya bisa mencapai puluhan orang. Sekurangnya, sekitar Rp 1,6 miliar yang dikeluarkan untuk pembangunan RT PGN ini, yang pembangunannya dimulai sejak Juni 2014 lalu.

Selain PPPA Daarul Quran memiliki jaringan di wilayah tersebut, lokasi tersebut pun bertepatan dengan daerah operasional PGN. Sehingga, di putuskan untuk mendirikan di lima  daerah tersebut.

"Pertimbangan utamanya, karena lokasi-lokasi tersebut bersentuhan langsung dengan masyarakat menengah ke bawah yang menjadi prioritas," lanjutnya.

Tiga dari lima lokasi RT, mayoritas warganya bekerja sebagai petani maupun buruh. Seperti yang berlokasi di Lampung, lokasinya berada di tengah perkampungan Desa Pesawaran dan ratusan warga yang berdiam di sana adalah petani.

Sedangkan, dua wilayah lainnya seperti Batam dan Medan, sengaja didirikan di tengah kota. Agar dapat menjangkau masyarakat menengah ke atas. RT yang didirikan ini, kata Sholeh, akan berkonsep seperti pesantren. Adanya guru maupun santri melalui proses seleksi. Seluruh santri itu tidak dipungut biaya sepersen pun.

"Jadi, semoga sambutan warga sekitar positif. Sehingga, banyak anak-anak, pemuda hingga orang tua berbondong-bondong menghafalkan Alquran," harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement