Rabu 12 Aug 2015 01:28 WIB

Shalat Lima Waktu Berasal dari Shalat Nabi-Nabi Terdahulu

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Penumpang menunggu waktu shalat di mushallah KM Sinabung pada Sabtu (11/7).
Foto: Republika/Andi Nur Aminah
Penumpang menunggu waktu shalat di mushallah KM Sinabung pada Sabtu (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebagaimana diketahui, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk mendirikan shalat lima waktu dimulai saat beliau melaksanakan Isra dan Mi’raj pada 27 Rajab tahun 11 kenabian atau dua tahun sebelum hijrah ke Madinah.

Subuh; Manusia pertama yang mengerjakan shalat subuh ialah Nabi Adam AS, yaitu saat Adam diturunkan dari surga ke bumi untuk menjadi khalifah (pengelola) di bumi. Konon, Adam mengerjakan shalat dua rakaat, menjelang terbit fajar. Rakaat pertama; sebagai tanda syukur karena terlepas dari kegelapan malam. Sedangkan rakaat kedua, bersukur atas datangnya siang.

Zuhur; Manusia pertama yang mengerjakan shalat Zuhur ialah Nabi Ibrahim AS, saat Allah SWT memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya Nabi Ismail AS dan Allah menggantinya dengan seekor domba. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.

Rakaat pertama sebagai tanda bersyukur bagi penebusan; kedua, tanda syukur atas dihilangkannya kedukaan dari dirinya dan anaknya; ketiga tanda syukur atas keridaan Allah, dan keempat tanda syukur karena Allah mengganti tebusannya.

Ashar: Manusia pertama yang mengerjakan shalat Asar ialah Nabi Yunus AS saat keluar dari perut ikan paus (nun). Ikan nun mengeluarkan Nabi Yunus dari dalam perutnya ke tepi pantai, sedangkan ketika itu telah masuk waktu Ashar. Maka, bersyukurlah Nabi Yunus dengan mendirikan shalat empat rakaat karena terhindar dari empat kegelapan.

Rakaat pertama, kegelapan akibat kesalahan meninggalkan kaumnya; kedua, kegelapan dalam lautan; ketiga, kegelapan malam karena berhari-hari lamanya di dalam perut ikan nun; dan keempat, adalah kegelapan dalam perut ikan nun.

Maghrib: Manusia pertama yang mengerjakan shalat Maghrib ialah Nabi Isa AS, yakni Allah mengeluarkannya dari kejahilan dan kebodohan kaumnya, sedang waktu itu telah terbenam matahari. Maka, Nabi Isa bersyukur dengan bersujud sebanyak tiga kali.

Rakaat pertama untuk menafikan bahwa tidak ada tuhan selain Allah yang Maha Esa; kedua menafikan tuduhan berzina atas ibunya; dan ketiga untuk menyakinkan kaumnya bahwa tuhan itu hanya satu dan bukan dua atau tiga.

Sedangkan shalat Isya; konon manusia pertama yang mengerjakannya adalah Nabi Musa AS. Ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan, sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan semua perasaan dukacitanya itu pada waktu malam. Lalu, shalatlah Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.

Rakaat pertama sebagai tanda dukacita terhadap istrinya; kedua sebagai tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun; ketiga tanda dukacita terhadap Firaun; dan keempat tanda dukacita terhadap anak Firaun. Wallahu A’lam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement