REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Mengatasi polusi dan merawat bumi merupakan kewajiban manusia. Karena kewajiban itu, para ulama Muslim di Senegal menyerukan umat Muslim menerapkan jihad hijau.
"Islam jelas. Bentuk pencemaran atau agresi terhadap lingkungan adalah dosa dan jelas dilarang, "Imam Youssoupha Sarr kepada Al Jazeera dilansir dari OnIslam, Selasa (11/8).
Youssoupha prihatin, ketika menyampaikan seruan itu di sebuah masjid pinggiran kota padan penduduk Dakar, Guedwaye, hembusan angin menerbangkan tas-tas plastik ke udara.
Imam Saar meminta umat Muslim ikut memikirkan solusi untuk memecahkan masalah seperti krisis limbah dan sampah yang menghiasi jalan-jalan, sungai, laut, dan pantai di Afrika Barat. "Ini bukan hanya masalah lokal, itu masalah global. Salah satunya dunia Muslim mengabaikan!" ujar Imam Saar sambil mengangkat jarinya di udara, ini indikasi dia kehilangan kesabaran.
Menurutnya, ini harus menjadi perhatian bagi para pemimpin Muslim sepertinya. Masalah lingkungan tidak bisa dibiarkan karena pelestarian lingkungan merupakan sebuah panggilan moral.
Penyataan menjaga lingkungan atau jihad hijau akan dibawa pada forum lebih serius di Istambul akhir bulan ini. Pendeklarasian ini dibawa oleh Islamic Foundation untuk Ekologi dan Ilmu Lingkungan.
Gerakan jihad hijau ini muncul melihat keprihatian dari inisiatif penduduk wilayah Sahel, Afrika. Wilayah ini merupakan tempat yang paling terpuruk dalam pemanasan global, dengan intensitas hujan yang semakin tidak menentu sehingga merugikan mata pencarian.