REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memberi sedekah pada kaum Dhuafa merupakan teladan yang dicontohkan Rasulullah. Teladan tersebut yang kemudian menjadi kegiatan rutin Komunitas Laskar Sedekah (LS).
Pada Ahad (9/8), para anggota LS dengan menggunakan busana Muslim berkumpul di depan lampu merah Stasiun Pasar Minggu. Di sana, mereka bagikan 200 nasi bungkus, sarung dan lainnya.
Sesuai rencana, Heri Subekti memimpin anggotannya dan membagi ke dalam tiga kelompok yang terdiri masing-masing 5-7 orang. Dia memberikan arahan soal siapa dan seperti apa yang layak menerima bingkisan sarapan pagi ini.
Para anggota yang terbagi dari tiga tim itu mulai menyebar. ROL mengikuti salah satu dari tim tersebut. Tim yang di pimpin Nur Mutmainah mengarah ke pasar. Di sana mereka memilah seseorang yang layak menerima bingkisan tersebut.
Di sudut dekat tumpukan sampah pasar, Tim bertemu dengan seorang petugas sapu kebersihan yang biasa mengangkut sisa sampah di pasar.
Mereka menyapa dengan ramah pada petugas kebersihan tersebut, menanyakan namannya dan lelaki itu menyebutkan nama Ahmad (53). Wajah berseri saat dirinya menerima bikisan sarapan pagi ini. Maklum dia mengaku sejak berangkat dari rumah selepas subuh tadi sama sekali belum mengisi perutnya.
"Bapak ini ada sedikit rezeki dari komunitas kami,"ujar Nur kepada lelaki tersebut.
"Terima kasih de, alhamdulillah masih ada orang-orang yang peduli sama orang kaya bapak ini,"katanya.
Tim yang dipimpin Nur kembali melanjutkan perjalanannya mencari orang yang sedang membutuhkan seperti Ahmad.
Nur yang berusia 24 tahun ini mengaku senang bergabung dengan komunitas tersebut. Dia meyakini dengan bersedekah rizki yang mengalir akan terus bertambah. "Saya sudah betah di komunitas ini, meski tidak ada yang digajih tetapi rasannya tidak mau lepas,"katanya.