Ahad 09 Aug 2015 06:58 WIB

Wapres JK: Allah Meninggikan Derajat Orang yang Berilmu

Wapres Jusuf Kalla pada penutupan Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah di Unismuh, Makassar, Jumat (7/8).
Foto: Republika/Prayogi
Wapres Jusuf Kalla pada penutupan Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah di Unismuh, Makassar, Jumat (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pendidikan modern yang diajarkan dalam sebuah pondok pesantren yang modern itu merupakan pendidikan yang mengikuti perkembangan zaman karena perkembangan ilmu pengetahuan berjalan sangat pesat pada saat ini.

"Modern itu berarti mengikuti perkembangan zaman. Jadi tidak boleh statis, semua berkembang sesuai zamannya," katanya dalam acara Puncak Acara Gebyar 33 Tahun Ponpes Modern Islam As-Salaam, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (8/8).

Menurut Jusuf Kalla, pendidikan yang diajarkan lembaga pendidikan, termasuk apalagi ponpes modern seperti AsSalaam, harus lebih dahulu dari zamannya. Wapres mengingatkan bahwa saat ini umat manusia berada pada era ilmu pengetahuan berkembang pesat seperti dalam bidang teknologi yang selalu berubah-ubah dengan cepat mengikuti zamannya.

Kalla juga teringat bahwa saat ini zakat fitrah pada akhir bulan Ramadhan juga pada zaman dahulu dilakukan orang-orang dengan membawa berasnya sendiri tetapi pada zaman ini zakat dapat diganti dengan uang yang setara dengan nilai beras itu sendiri.

"Allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu," kata Jusuf Kalla dan menambahkan, ilmu juga tidak mengenal tempat dan waktu sehingga penting untuk dapat memanfaatkan penguasaan ilmu itu dengan sebaik-baiknya.

Wapres juga mengemukakan, negara maju itu beragam seperti ada yang sumber daya alamnya kurang dan ada yang sumber dayanya melimpah, ada juga negara maju yang kecil tetapi ada juga negara maju yang luas wilayahnya besar.

Namun, lanjutnya, satu hal yang dinilai menyatukan berbagai negara maju yang beragam itu adalah kemajuan tingkat ilmu pengetahuannya.

Terkait dengan pendidikan agama, Wapres juga menginginkan pentingnya kemampuan dari para ulama dan pemimpin agama untuk dapat menghentikan radikalisme. Wapres juga menyatakan bahwa Republik Indonesia adalah negara mayoritas muslim yang harmonis dan menghargai penganut agama lainnya sehingga dapat menciptakan keberagamaan yang bersatu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement