Rabu 16 Jul 2025 06:03 WIB

Israel Serang Lebanon Timur, 12 Orang Meninggal

Serangan Israel diluncurkan meski perjanjian gencatan senjata belum dicabut.

Serangan udara Israel ke Lebanon
Foto: Reuters
Serangan udara Israel ke Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pihak berwenang Lebanon mengatakan serangan udara Israel menewaskan 12 orang pada Selasa (15/7/2025) di Lembah Bekaa di timur negara itu. Israel menyebut serangan ditujukan ke markas Hizbullah.

Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran milik pasukan elite Radwan Hizbullah, dalam serangan terbarunya di Lebanon. Padahal, saat ini ada gencatan senjata antara Israel dan kelompok yang didukung Iran tersebut.

Baca Juga

Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan bahwa serangan udara Israel di Bekaa dan Baalbek-Hermel mengakibatkan meninggalnya 12 orang dan melukai 12 lainnya.

Semua korban meninggal tersebut merupakan serangan di wilayah Wadi Fara di distrik Baalbek. Kantor Berita Nasional milik pemerintah sebelumnya mengatakan bahwa serangan itu menargetkan sebuah kamp pengungsi Suriah.

Hizbullah mengutuk serangan tersebut, menyebutnya sebagai eskalasi besar dalam konteks agresi yang sedang berlangsung terhadap Lebanon dan rakyatnya. Hizbullah mendesak otoritas Lebanon untuk mengambil tindakan serius, segera, dan tegas guna menegakkan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.

Israel telah berulang kali mengebom Lebanon meskipun gencatan senjata sejak November 2024 bertujuan untuk mengakhiri permusuhan selama lebih dari setahun antara Israel dan Hizbullah. Ini  termasuk perang habis-habisan selama dua bulan yang membuat kelompok tersebut sangat lemah.

Pernyataan militer tersebut menyatakan bahwa sejak Israel mengusir komandan pasukan Radwan pada bulan September, unit tersebut telah beroperasi untuk membangun kembali kemampuannya. Penyimpanan senjata dan aktivitas" lainnya di lokasi yang menjadi target pada hari Selasa merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kesepahaman antara Israel dan Lebanon.

Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan serangan terbaru tersebut merupakan "pesan yang jelas" bagi Hizbullah dan pemerintah Lebanon yang bertanggung jawab untuk menegakkan perjanjian tersebut.

"Kami akan menyerang setiap teroris dan menggagalkan setiap ancaman terhadap penduduk di utara dan terhadap Negara Israel," ujarnya dalam sebuah pernyataan mengenai wilayah yang berbatasan dengan Lebanon.

Katz juga berjanji untuk menanggapi dengan kekuatan maksimal terhadap setiap upaya untuk membangun kembali kemampuan Hizbullah.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata November, Hizbullah harus menarik kembali pasukannya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer (20 mil) dari perbatasan Israel, sehingga hanya tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang boleh berada di wilayah tersebut. Israel diharuskan menarik pasukannya sepenuhnya dari negara itu, tetapi tetap menempatkan mereka di lima lokasi yang dianggap strategis.

Sumber:

Arab News

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement