Jumat 07 Aug 2015 21:31 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Muhammadiyah tak Akan Gamang Hadapi Persoalan Politik

Rep: c25/ Red: Agung Sasongko
Ketua Umum PP Muhammadiyah 2015-2020 Haedar Nashir (4kiri) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah 2010-2015 Din Syamsuddin (4kanan) melakukan serah terima jabatan saat sidang pleno muktamar Muhammadiyah ke 47 di kampus Unismuh Makassar, Sulsel, Jumat (7/8).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PP Muhammadiyah 2015-2020 Haedar Nashir (4kiri) dan Ketua Umum PP Muhammadiyah 2010-2015 Din Syamsuddin (4kanan) melakukan serah terima jabatan saat sidang pleno muktamar Muhammadiyah ke 47 di kampus Unismuh Makassar, Sulsel, Jumat (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menilai Ketum Muhammadiyah terpilih tidak akan gamang menghadapi permasalah politik di Indonesia. Alasannya, Ketum terpilih memiliki banyak kelebihan juga kematangan untuk memimpin Muhammadiyah.

Kemampuan itu, nantinya akan diaplikasikan saat Muhammadiyah menghadapi permasalahan penting di Indonesia, seperti persoalan politik kebangsaan. Haedar tentu saja akan tetap konsisten merajut kohesivitas dan kebersamaan dengan seluruh elemen anak bangsa lainnya.

Selain itu, Saleh juga memaparkan kelebihan lain dari Haedar, yaitu pemahamannya yang sangat mendalam tentang kultur Muhammadiyah, yang akan menjaga Muhammadiyah tetap berada dalam treknya.  "Memang itu yang saya pahami dari sosok Haedar Nashir selama ini," kata dia kepada ROL, Jum'at (7/8) siang.

Sebelumnya, Haedar Nashir terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam Muktamar Muhammadiyah ke 47 yang diselenggarakan di Makassar. Haedar menggantikan posisi Din Syamsuddin, lewat musyawarah mufakat yang dirapatkan oleh formatur 13. Haedar Nashir akan memimpin Muhammadiyah selama periode 2015-2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement