Jumat 07 Aug 2015 17:10 WIB

Ingin Ikut Parade Tauhid? Berikut Saran Panitia

Rep: M Aprian Romadhoni/ Red: Damanhuri Zuhri
Ustaz Bachtiar Nasir
Foto: Republika/Agung Supriyono
Ustaz Bachtiar Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Parade Tauhid Indonesia 2015 menyarankan masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan tersebut untuk mematuhi beberapa hal. Ini demi kelancaran acara hingga selesai.

Pertama, hendaknya para peserta membawa kantong plastik untuk dimasukkan ke dalamnya semua sampah yang terlihat dari sisa acara Parade Tauhid Indonesia.

Kedua, panitia menyarankan masyarakat senantiasa menjaga wudhu. Untuk itu, panitia menyarankan agar setiap peserta menyiapkan sebotol air mineral untuk wudhu, karena akan dilaksanakan shalat Dzuhur berjamaah.

Meski dalam suasana parade dan di tengah keramaian, Panitia Parade Tauhid Indonesia menyarankan semua peserta dapat melakukan shalat Dzuhur berjamaah di awal waktu.

Ketiga, panitia mengingatkan, tak ada spanduk atau peraga lain selama acara parade, kecuali yang telah disiapkan panitia atau bisa menghubungi panitia untuk mencetak masing-masing. Panitia sangat berharap, peserta dapat mengikuti dengan tertib dan selalu mewaspadai penyusup.

Parade Tauhid Indonesia akan digelar di Jakarta, Ahad (16/8). Kegiatan tersebut merupakan bentuk rasa syukur atas 70 tahun kemerdekaan Indonesia sekaligus meralisasikan amanah hasil Kongres Umat Islam VI di Yogyakarta.

Panitia Parade Tauhid Indonesia, Edy Mulyadi mengatakan acara berlangsung 16 Agustus. "Titik start di pintu tujuh Senayan pukul 07.00 WIB dengan rute Senayan menuju Bundaran Hotel Indonesia lalu kembali ke Senayan," kata Edy Mulyadi kepada Republika, Jumat (7/8).

Menurut dia, permasalahan Umat Islam di Indonesia dan di dunia saat ini adalah perpecahan dan sulitnya tokoh serta pemimpin Islam bersatu. Tak ada narasi paling kuat yang mampu menyatukan selain kalimat Tauhid La ilaha ilallah wahdahu la syarikalah lahul mulk walahulhamd yuhyi wa yumitu wa huwa ala kulli syain QodIir.

Ustadz Bachtiar Nasir, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mengatakan, pepecahan adalah masalah besar namun jangan sampai putus asa untuk bersatu. "Perpecahan adalah masalah besar tapi putus asa bersatu jauh lebih berbahaya," kata Ustaz Bachtiar Nasir mengingatkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement