Kamis 06 Aug 2015 03:45 WIB

Kualitas Pelayanan Bus Haji akan Mengalami Penurunan ?

Rep: ratna puspita/ Red: Taufik Rachman
Bus haji 2014
Bus haji 2014

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pelayanan transportasi antarkota di Arab Saudi akan mengalami penurunan kualitas bus. Ini sebagai konsekuensi penghapusan biaya komponen peningkatan kualitas pelayanan (upgrade) angkutan antarkota pada rapat bersama DPR beberapa bulan lalu.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan ketiadaan biaya komponen peningkatan kualitas pelayanan atau upgrade ini membuat Indonesia harus mengikuti undian untuk mendapatkan angkutan antarkota. Undian dilakukan oleh naqaba, yaitu konsorsium perusahaan bus di Arab Saudi.

Naqaba beranggotakan perusahaan bus dengan armada bagus yang diproduksi lima tahun terakhir hingga perusahaan bus dengan armada yang diproduksi lebih dari sepuluh tahun lalu.

"Sehingga ada peluang dapat bus yang jelek. Tapi, semoga saja kita dapat bus yang lebih bagus," kata dia pada Pembekalan Petugas Media Center Haji 1436H/2015H di Kementerian Agama, Rabu (5/8).

Kendati berusia tua, Lukman menyatakan, bus antarkota tersebut dalam kondisi laik jalan. Bus tersebut akan melayani jamaah melakukan perjalanan dari Madinah ke Makkah atau sebaliknya dan Jeddah-Makkah atau sebaliknya. "Ada AC, hanya memang busnya kelihatan tua," ujar Menag.

Tahun lalu, jamaah haji Indonesia dilayani dengan bus produksi lima tahun terakhir, penyimpanan bagasi yang aman, dan terlihat baru. Lukman menyatakan, layanan tersebut karena pemerintah membayar biaya komponen peningkatan kualitas pelayanan angkutan antarkota. "Membayar biaya tambahan supaya tidak dapat bus yang jelek," kata dia.

Namun, pemerintah tidak bisa lagi mengalokasikan anggaran serupa tahun ini. Sebab, DPR tidak sepakat dengan anggaran tersebut pada rapat pembahasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), 21 April 2015. "Biaya upgrade itu termasuk yang dikurangi atau dihilangkan. Pakai yang normal aja, enggak perlu upgrade.

Penurunan kualitas bus antarkota tidak lantas membuat layanan transportasi menurun. Pemerintah menjanjikan layanan transportasi tetap lebih baik dibandingkan tahun lalu melalui peningkatan kualitas bus shalawat.

Bus shalawat merupakan angkutan yang mengantar jamaah haji ke Masjid Haram. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan, layanan bus shalawat menjadi kelemahan penyelenggaraan ibadah haji tahun lalu. "Ada sopir yang meninggalkan tugas sehingga jumlah armada berkurang. Saya menyebutnya disersi," kata dia.

Tahun ini, pemerintah berupaya hal tersebut tidak terulang sehingga jamaah haji mendapatkan layanan terbaik. Fasilitas bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam dapat dinikmati jamaah yang berada pada radius lebih dari dua kilometer dari Masjid Haram.

Ada juga beberapa pemondokan di bawah 2.000 meter yang mendapatkan layanan bus shalawat terkait peraturan Pemerintah Arab Saudi. Di Mahbas Jin, Pemerintah Arab Saudi melarang jamaah haji berjalan kaki karena melalui terowongan yang dilintasi kendaraan.

Untuk tahun ini, sebanyak 119.151 jamaah haji akan mendapatkan layanan bus shalawat. Pemerintah telah menyewa 209 bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam dan melintasi 33 titik halte.  

Terkait penggunaan bus shalawat, Djamil mengingatkan para jamaah untuk memperhatikan warna stiker yang ditempel pada bus. "Untuk memudahkan jamaah ketika di terminal Bab Ali maka perlu diperhatikan warna stiker pada bus. Sebab di Terminal Bab Ali ada bus-bus dari negara lain," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement