Rabu 05 Aug 2015 22:51 WIB
Muktamar NU

Gus Ipul: Gus Mus Contoh Akhlaqul Karimah

Ketua panitia daerah KH Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memberi keterangan kepada wartawan di media center Muktamar NU, Jombang, Jatim (5/8).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua panitia daerah KH Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memberi keterangan kepada wartawan di media center Muktamar NU, Jombang, Jatim (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Sembilan kiai yang menjadi anggota Ahlul Halli wal 'Aqdi (AHWA) akhirnya memilih KH Mustofa Bisri (Gus Mus) sebagai Rais Aam PBNU periode 2015-2020 dalam lanjutan sidang pleno Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Rabu malam.

Keputusan tersebut dibacakan oleh H Saifullah Yusuf selaku Ketua Panitia Daerah Muktamar Ke-33 NU yang mewakili sembilan kiai AHWA di ruang Sidang Pleno Muktamar ke-33 NU di Alun-alun Jombang, Jawa Timur.

Meskipun Gus Mus terpilih sebagai Rais Aam, sebelumnya dikabarkan Gus Mus telah mengajukan pengunduran diri sebelum ditetapkannya sebagai Rais Aam.

Saifullah Yusuf yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur menjelaskan penetapan Gus Mus yang sebelumnya telah mengundurkan diri tersebut. "Ada titipan surat dari Kiai Ahmad Mustofa Bisri, beliau menyatakan tidak siap dan tidak bersedia menjadi Rais Aam. Surat itu dibaca oleh AHWA sebelum musyawarah," kata Saifullah yang akrab disapa Gus Ipul.

Gus Ipul menjelaskan surat pengunduran diri Gus Mus itu tetap tidak akan mempengaruhi terpilihnya Gus Mus sebagai Rais Aam karena justru itu adalah contoh 'akhlaqul karimah'. "Namun rapat AHWA memutuskan untuk kembali memilih Gus Mus setelah mendengarkan usulan anggota AHWA dan pertimbangan dari Kiai Sepuh KH Maemun Zubair," ujar Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, surat dari Gus Mus itu adalah sebagai contoh 'akhlaqul karimah', namun jika Gus Mus tetap tidak bersedia maka penggantinya adalah KH Makruf Amin. "Karena sebelumnya Kiai Makruf Amin ditetapkan sebagai Wakil Rais Aam," katanya.

Setelah penetapan itu, Gus Mus juga tak terlihat di forum sidang pleno. Sambutan Rais Aam PBNU disampaikan oleh KH Makruf Amin yang akan menggantikan Gus Mus. Informasi dari berbagai sumber menyebutkan Gus Mus sedang diusahakan agar bersedia menjadi pemimpin tertinggi NU tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement