REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- KH Mustofa Bisri dan KH Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai Rais 'Aam dan Wakil Rais 'Aam PBNU masa khidmat 2015-2020. Dalam sambutan pertamanya sebagai wakil pemimpin syuriyah, Ma'ruf menganggap amanah yang diberikan merupakan tanggung jawab besar yang tidak ringan.
"Sungguh tugas yang diberikan anggota AHWA (ahlul halli wal aqdi) pada kami untuk memimpin syuriyah NU 2015-2020 ini tanggung jawab besar yang sebenarnya beban ini berat bagi kami," kata Ma'ruf dalam sambutannya, Rabu (5/8).
Namun, menurut Ma'ruf, amanah tersebut merupakan permintaan dari para ulama dari seluruh pengurus cabang dan pengurus wilayah NU di Indonesia. Penerimaan untuk mengemban amanah sebagai bentuk kepatuhan kepada para ulama. "Maka dengan segala kerendahan hati, permohonan maaf atas segala kekurangan, terpaksa menerima tugas ini."
Ma'ruf mengatakan, tantangan NU ke depan semakin besar dan kompleks. Baik menyangkut berbagai aliran keagamaan, pemikiran, aqidah yang menyimpang dan juga dari aspek sosial, ekonomi serta budaya. Dia mengajak semua elemen di NU untuk bersama-sama mengemban tugas berat ini. "Kita kuatkan aqidah aswaja, kita hidupkan kembali amaliyah nadliyah," katanya.
Ma'ruf menyampaikan pidatonya mewakili Gus Mus sebagai rais syuriyah yang terpilih secara mufakat. Sampai diputuskan di pleno, Gus Mus belum menyatakan kesediannya untuk menjadi Rais 'Aam. Sikap ini justru dinilai anggota AHWA sebagai bentuk akhlakul karimah dan cermin seorang pemimpin ulama yang tidak mengejar jabatan.