REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Sebagian peserta Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) meminta proses Muktamar diulang. Mereka menganggap, banyak kecacatan yang terjadi di Muktamar ke-33 yang digelar di Jombang pada 1-5 Agustus.
Sejak Rabu (5/8) sore, para muktamirin yang keberatan terhadap proses dan hasil-hasil Muktamar tersebut berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng. Berdasarkan pengamatan ROL, jumlah mereka kurang lebih 500 orang.
Di hadapan muktamirin yang hadir, pimpinan sidang, KH Abdullah Syamsul Arifin mengajukan sejumlah gagasan yang dia anggap sebagai bentuk koreksi terhadap Muktamar ke-33 NU. "Kita akan membuat surat penolak atas seluruh hasil muktmar ke-33 di Jombang. Saya mohon yang setuju, pimpinan menandatangani," ujar Ketua Pengurus Cabang NU Jember itu.
Selanjutnya, pimpinan sidang juga mengusulkan kepada muktamirin untuk bersama-sama menyusun draf gugatan untuk menggugat keputusan-keputusan Muktamar ke-33 NU ke pengadilan. Atau sebagai alternatif, menurut Abdullah, muktamirin yang keberatan mendesak panitia menggelar Muktamar ulang.
Kemudian pimpinan sidang menekankan, agar mereka tetap solid, muktamirin diimbau tidak menghadiri sidang lanjutan Muktamar di Alun-alun Jombang yang diagendakan digelar Rabu (5/8) pukul 08.00. "Tidak satupun ke tempat muktmar, kecuali yang akan memberiakan konperensi pers," ujar dia.
Menjelang pukul 08.00 WIB, jumlah mereka berdatangan semakin banyak. Dari pantauan ROL, jumlah mereka bisa mencapai 700 orang. Setelah menggelar forum, sebagian muktamirin menggelar istigosah, melantunkan doa-doa dan puji-pujian di Masjid.
Sebagian lain tercecer di halaman utama pesantren. Sementara, gerbang yang menjadi akses keluar-masuk uatama dijaga petugasa. Partugas memastikan, tidak ada muktamirin yang keluar, kecuali untuk kepentingan-kepentingan khusus.
Sebelumnya, hadir di tengah forum KH Hasyim Muzadi. Sosok yang diunggulkan sebagian muktamirin untuk menjadi rais aam syuriah atau imam tertinggi NU menyampaikan sejumlah masukan.
Ia mendukung upaya muktamirin untuk mengambil sikap sikap sebagai koreksi. "Yang samapen boleh lakukan adalah mengugat produk-produknya (Muktamar). Tapi, saya ingatlkan, jangan membuat NU tandingan. Itu akan menjadi hantaman yang lebih berat bagi NU," ujar Kiai Hasyim.