Rabu 05 Aug 2015 20:42 WIB

Aisyiyah Siapkan Strategi Hadapi Masalah Kemiskinan

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah anggota Aisyiyah mengikuti Tabligh Akbar Aisyiyah di Makasar, Sulsel, Senin (3/8).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anggota Aisyiyah mengikuti Tabligh Akbar Aisyiyah di Makasar, Sulsel, Senin (3/8). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR --  Kemiskinan merupakan masalah yang serius di Indonesia. Berdasarkan data BPS, tahun 2013 masih ada sekitar 28,55 juta (11,47 persen) dari 248,8 juta penduduk miskin Indonesia.

Sementara rakyat yang rentan miskin jumlahnya sekitar 27 persen, mereka hidup sedikit di atas garis kemiskinan, dan apabila ada sedikit guncangan mereka kembali ke dalam kemiskinan. Angka ini akan membengkak menjadi lebih dari 70 juta apabila menggunakan ukuran Bank Dunia dengan pendapatan per hari U$ 2.

Dalam pandangan ‘Aisyiyah, kemiskinan yang terjadi di Indonesia merupakan masalah politik karena terjadi proses pemiskinan secara sistematis. Berbagai kebijakan publik tidak berpihak pada kepentingan rakyat miskin. Kemiskinan di Indonesia juga berdimensi jender, kemiskinan berdampak pada beberapa permasalahan yang lekat dengan perempuan. 

"Misal rendahnya kualitas kesehatan perempuan dan anak, rendahnya tingkat pendidikan anak perempuan dibanding anak laki-laki, rendahnya keterampilan dan rendahnya upah, serta sangat rentan terhadap kekerasan,”  ujar Tri, rabu (5/8).

Menurut Tri, agenda strategis dan praktis dakwah Aisyiyah untuk mengurangi kemiskinan dijalankan melalui program-program pemberdayaan masyarakat dan melakuan advokasi regulasi maupun kebijakan ekonomi yang berpihak pada rakyat.  

Aisyiyah akan terus melakukan pembelaan kepada kaum dhuafa-musthad’afin dan kelompok-kelompok marjinal untuk mendapatkan hak-haknya sebagai warga negara. Selain itu, praktis gerakan pemberdayaan ekonomi juga akan dilakukan melalui Gerakan Bina Usaha Ekonomi Keluarga.

"Aisyiyah Abad Kedua akan terus memperkokoh gerakan ekonomi umat dengan mengembangkan kewirausahaan yang berorientasi pada perluasan jumlah perempuan pengusaha dalam berbagai bidang usaha ekonomi,” papar dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement