REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas mendorong Muhammadiyah untuk memperbaiki kondisi partai politik di Indonesia. Menurutnya, parpol saat ini sedang dalam kondisi sakit.
"Muhammadiyah tidak perlu membuat parpol baru. Muhammadiyah justru harus menolong dan memperbaiki kondisi seluruh parpol saat ini," kata Busyro kepada ROL, Rabu (5/8).
Kandidat anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengatakan, Muhammadiyah saat ini lebih baik tetap menjaga proporsi jarak dengan parpol. Ketimbang membuat parpol baru, Busyro menyatakan Muhammadiyah lebih baik mewujudkan metode gerakan tajdid dalam wilayah publik atau kebijakan negara.
Busyro yang sebelum pemilihan calon anggota kerap menolak diwawancara media menjelaskan, Muhammadiyah perlu memperbarui sistem penegakan hukum, perpolitikan, dan pemerintahan. Perbaikan itu, kata Busyro harus berbasis nilai keadaban, kerakyatan, dan transparansi.
Busyro mengatakan, gerakan itu pun perlu didukung dengan riset yang kuat. Hal itu untuk memperjelas penyimpangan baik aktor maupun modusnya. "Itulah yang saya pikir layak menjadi sedekah dari Muhammadiyah. Itu lebih dari membuat parpol," kata Busyro.