REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah selama ini sudah dapat dikatakan berhasil berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan umat di sektor pendidikan dan kesehatan. Kemudian Azis Budi Setiawan mengingatkan agar Muhammadiyah juga mengembangkan sektor perekonomian yang dirasa masih belum menjadi fokus amal usaha organisasi masyarakat tersebut.
Sebelumnya Muhammadiyah sudah memiliki Bank Surya. Namun saat ini sudah diambil alih oleh Bank Bukopin. Hal itu semakin menandakan bahwa usaha amal Muhammadiyah masih tertinggal di sektor ekonomi.
Sebenarnya Muhammadiyah sudah memiliki ide bagus dalam mengembangkan sektor perekonomian dengan BTM (Baitul Tamwil Muhammadiyah). Bagi akademisi ekonomi syariah STEI SEBI ini, Muhammadiyah hanya perlu lebih memasifkan lagi dalam mengelola ekonomi.
"Karena bagaimana pun juga, permasalahan ekonomi merupakan permasalahan terbesar bagi masyarakat bangsa Indonesia. Sehingga pengembangan sektor ekonomi harus menjadi concern muktamar Muhammadiyah," ujarnya kepada Republika, Selasa (4/8).
Ia menyinggung nama Anwar Abbas yang merupakan akademisi ekonomi Islam dan juga menjadi calon kuat yang digadang-gadangkan akhir-akhir ini menjadi ketua umum Muhammadiyah. Sehingga dia berpotensi untuk mengembangkan sektor ekonomi yang krusial bagi masyarakat Indonesia dan juga anggota Muhammadiyah sendiri.
Hal terpenting yang harus dikembangkan adalah spirit of enterpreneurship. Ia menegaskan, para pengusaha Muhammadiyah harus bisa membangun networking antar pengusaha Muhammadiyah, sehingga perekonomian semakin kokoh. Karena bagaimana pun juga basis penting dalam mengembangkan ekonomi yaitu menjalankan individu-individu untuk menggerakkan sektor produksi maupun distribusi.
Selanjutnya, Muhammadiyah harus mampu menaungi pengusaha-pengusaha tersebut dengan memfasilitasi networking keluar, dimana sebelumnya networking internal mereka sudah terjalin. Bahkan ia juga menekankan pentingnya Muhammadiyah dalam membangunkan jaringan ke luar negeri untuk meningkatkan ekspor.
Selain itu, dalam rangka penguatan, Muhammadiyah juga harus memiliki lembaga yang bisa mendukung pengembangan usaha dan pendanaan. Ia menyebut sistem crowd funding yang dikelola secara profesional dapat menjadi pilihan bagi Muhammadiyah sebagai cara mensupport pendanaan tersebut.
Dengan adanya sistem crowd funding tersebut sehingga anggota bisa berinvestasi dan terlibat di dalamnya secsra profesional. Kemudian dapat digunakan untuk mendanai usaha mikro kecil di sekitar wilayah kelolaan Muhammadiyah.
BTM yang menjadi cikal bakal manajemen investasi yang bersifat profit yang harus dimaksimalkan untuk dikembangkan menjadi institusi sumber pendanaan usaha. Hal itu juga dimungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut dalam memberikan peningkatan skill manajemen finance.
Potensi tersebut dapat disinergikan dengan kampus-kampus besar Muhammadiyah dengan membangun inkubator pengembangan bisnis yang mendorong lahirnya badan-badan tamwil yang skalanya lebih besar.