Ahad 02 Aug 2015 19:43 WIB

Menag: Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan Sama

Rep: Andi Nurroni/ Red: Agung Sasongko
(dari kiri) Wakil Ketua Umum MUI K.H. Maruf Amin, Ketua Umum MUI Din Syamsuddin, Menag Lukman Hakim Saifuddin dan Dirjen Bimas Islam Kemenag Machasin seusai memberikan keterangan pers mengenai hasil Sidang Itsbat Awal Syawal 1436 H di Jakarta, Kamis(16/7).
Foto: Republika/Prayogi
(dari kiri) Wakil Ketua Umum MUI K.H. Maruf Amin, Ketua Umum MUI Din Syamsuddin, Menag Lukman Hakim Saifuddin dan Dirjen Bimas Islam Kemenag Machasin seusai memberikan keterangan pers mengenai hasil Sidang Itsbat Awal Syawal 1436 H di Jakarta, Kamis(16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mewakili Pemerintah, menyatakan dukungan atas gagasan Islam Nusantara yang tengah digaungkan Nahdlatul Ulama (NU). Dukungan pemerintah, menurut Lukman, juga sama besarnya terhadap gagasan Islam Berkemajuan yang ditawarkan Muhammadiyah.

“Islam Nusantara, Islam berkemajuan, hakikatnya menurut saya sama, yakni bagaimana nilai-nilai Islam dapat diterapkan di Indonesia dengan baik,” ujar Lukman seusai memberi sambutan dalam salah satu mata acara Muktamar ke-33 NU di Ponpes Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, Ahad (2/8).  

Khusus Islam Nusantara, Lukman berpandangan, hal itu merupakan nilai-nilai Islam yang dipraktikan masyarakat yang tinggal di Bumi Nusantara. Nilai-nilai Islam yang diterapkan di Nusantara, menurut Lukman, boleh jadi berbeda dengan Islam yang diterapkan di tempat lain.

“Ada tradisi yang berbeda di setiap tempat. Jadi, menerapkan nilai-nilai Islam pun boleh jadi tidak sama. Namun, bukan berarti yang satu lebih unggul daripada yang lainnya,” kata Lukman.

Perbedaan budaya di setiap daerah di Nusantara, menurut Lukman, sudah tentu berbeda dan sangat mungkin melahirkan perbedaan. Ia menekankan, di situlah Islam Nusantara memaknai bahwa keberagaman adalah sebuah kekayaan dan berkah.

Baik Islam Nusantara maupun Islam berkemajuan, menurut Lukman, adalah Islam Indonesia yang selama ini menjadi inspirasi regulasi yang dibuat pemerintah dalam berbagai segi kehidupan. “UU Perkawinan kita, UU Haji, jelas berbeda dengan perarutan di negara lain,” kata Lukman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement