Sabtu 01 Aug 2015 19:39 WIB
Muktamar NU

Soal AHWA, Cak Imin Sependapat dengan Said Aqil

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Foto: Republika/Wihdan
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, pemilihan Rais 'Aam lebih tepat menggunakan mekanisme Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA). Dia menilai, pemilihan dengan voting tidak bisa menghasilkan pemimpin yang terbaik.

"Parpol saja sudah tobat-tobat menggunakan cara voting, yang terbaik adalah musyawarah," kata dia di Ponpes Mamba'ul Ma'arif, Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8).

Kendati demikian, Cak Imin menyerahkan sepenuhnya keputusan tersebut pada proses muktamar. Sebagai ketua umum partai politik, ia tak mau ikut larut terkait hal tersebut. Namun, dia kembali menyampaikan bahwa cara voting bahkan sudah tak layak digunakan di parpol.

"PDIP, PKB, PAN, Gerindra semua hampir mengatakan even muktamar atau kongres sudah pada tingkat demokrasi liberal. Apalagi ini NU sebagai ormas Islam," ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, metode AHWA dinilai paling tepat digunakan untuk memilih Rais 'Aam. Sebab, menurut dia, cara ini dinilai bisa meminimalisir kegaduhan dan potensi adu domba sesama orang NU.

Selain, untuk menghindari 'benturan' secara terbuka, cara AHWA dilakukan untuk menjaga kehormatan kiai sepuh yang menduduki posisi tersebut. Sebab Rais 'Aam adalah orang yang sangat dihormati di ormas Islam terbesar di Indonesia ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement