REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan sebaiknya proses pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak melalui mekanisme voting.
Menurutnya demi menjaga marwah dan kebersamaan, lebih baik pemilihan melalui proses secara musyawarah dan mufakat.
''Pemilihan ketua umum partai politik saja sudah tak mau pakai voting, masak Ketua Umum PB NU masih dipilih dengan voting. Kami berharap musyawarah mufakat saja,'' kata Muhaimin Iskandar, dalam acara 'Doa Bersama Untuk Sukses Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama', di Kantor DPP PKB Jakarta, Kamis (30/7).
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu melanjutkan, PKB tidak punya kepentingan apa pun terkait proses pemilihan Ketua Umum PB NU. Pihaknya hanya berharap pemilihan bisa berlangsung damai, teduh, dan membawa kemaslahatan bagi semua warga nahdliyin sekaligus peserta muktamar.
''Terus terang saya dalam muktamar ini punya beban tersendiri. Saya pun erasa deg-degan karena berharap muktamar berlajab lancanr. Ini karena Muktamar kini berlangsung di rumah saya di Jombang. Jadi saya ingin Muktamar sukses dan berjalan secara tertib. Tidak ada perselisihan atau hal negatif lainnya,'' ujarnya.
PKB, lanjut Muhaimin kini sudah siap memberikan bantuan agar muktamar berjalan lancar dan meriah. Tenaga pengamanan seperti Gardaa bangsa akan diterjunkan untuk mengamankan jalannya muktamar.
''Saya harap bila nanti pemilihan Ketua Umum PB NU bisa dilakukan tanpa voting, yakni dengan musyawarah mufajat, maka suasana muktamar pasti akan lebih kondusif. Seteah itu NU ke depan akan semakin besar,'' tegasnya