REPUBLIKA.CO.ID, NUAKHCHOTT -- Mauratania memiliki pendidikan Islam tradisional disebut Mahadhras. Di sinilah naskah Islam klasik dipelajari.
Para profesor mengajar dan memberikan tugas kepada para siswa untuk menyalin naskah-naskah Islam klasik tersebut. Itulah peran penting mahadharas dalam dunia pendidikan dan penyebaran naskah.
Baru-baru ini sebuah konferensi nasional menyebutkan memuji mahandhras. Pasalnya banyak lulusan dari mahandhras menjaid seseorang yang berhasil. Sebut saja, Ahmad Ould Mohamed dari direktur IMRS menerima gelar sarjana mudanya dari pendidikan berbasis mahadhras.
Kemudan, mantan Menteri Kehakiman Muhammad Salem Ould Abd Al-Wedoud, dan Guru Amerika Hamza Yusuf yang baru-baru menjadi penasihat Gedung Putih untuk urusan Muslim Amerika, belajar di mahadhra. Nya Zaytuna dosen di Institut Studi Islam di California dimodelkan setidaknya sebagian pengalamannya di Mauritania.
Pendidikan yang erat di Mahandras adalah genre Sastra nawazil yang telah berkembang di Mauritania selama tiga abad terakhir. Nawazil (koleksi kasus hukum) yang disajikan dalam format tanya-jawab.
Salinan Nawazil karya ahli hukum Mauritania abad ke-19 Abdurrahman bin Muhammad bin Talb N'buya Al-Walati terdapat di perpustakaan IMRS, sedangkan naskah yang asli berada di perpustakaan Walata.
Seorang profesor Dedoud Ould Abdallah dari Faculté des Lettres di Universitas Nouakchott, baru-baru ini mengunjungi perpustakaan IMRS untuk mencari variasi anatara salinan yang dimiliki IMRS dan yang dimiliki oleh perpustakaan yang lain. Menurutnya, ini untuk membantu memperkecil membuat kesalahan dalam menemukan teks utama.
Caranya dengan meneliti catatan pinggir yang berada di setiap naskah sebagai panduan. Ould Abdallah juga memiliki catatan bahawa kondisi fisik naskah yang buruk seringkali disebabkan karena penyimpanan manuskrip naskah yang buruk.