REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Puluhan wanita dengan jilbab warna-warni dan gaun bercorak bunga berpose bangga di bawah langit abu-abu Moskow. Merekalah gambaran masa depan Muslim di negara bekas Uni Soviet itu.
"Kami ingin Muslim menjadi trendsetter," kata Natalia Narmin Ichaeva, seorang spesialis public relations kepada The New York Times, dilansir dari onislam.net, Rabu (29/7).
Ichaeva, muslimah berhijab ini menjadi salah satu penyelenggara bazaar amal yang digelar di Moskow, Mei lalu. Bersama kawan-kawannya dari komunitas Muslim, Ichaeva berusaha mendefinisikan citra Islam yang elegan dan damai di Rusia.
Senada, Zulfiya Raupova, seorang komposer muda, menyebut bazaar itu momentum tepat untuk menghapus stereotipe negatif di kalangan non-Muslim. Mereka sengaja menampilkan ragam fashion muslimah dalam rangka mempromosikan budaya Islam.
Generasi muda Muslim yakin, umat Islam di Rusia telah mendapat dorongan publik pascameletusnya gejolak Ukraina, setahun yang lalu. Konflik itu menawarkan kesempatan bagi komunitas Muslim untuk mengubah kesalahan persepsi terkait muslim.
Rezeda Suleyman (23) salah satunya. Perancang busana ini menuturkan, ia lebih mudah untuk keluar dengan pakaian hijab sekarang. Semakin banyak komunitas Muslim terbuka dan melakukan aksi positif. Sementara remaja wanita mempertunjukkan keindahan fashion muslimah, anak-anak muslim menggelar kamp bersama anak-anak Rusia lain.
Meski demikian, tak dipungkiri beberapa Muslim masih mengeluhkan tantangan integrasi ke tengah masyarakat Moskow. Sejumlah Muslim mengeluhkan kurangnya masjid di kota itu. Pasalnya, hanya ada empat masjid di Moskow. Pemerintah mengatakan tidak ada lahan untuk membangun banyak masjid, tapi pada saat yang sama terus menemukan lahan untuk membangun pusat perbelanjaan.
Menanggapi hal itu, seorang mufti Rusia mengatakan, opini publik merupakan salah satu alasan mengapa masjid sulit dibangun di Moskow. Ketika mereka mendapatkan lahan, para aktivis memprotes proses pembangunan. Secara resmi, Rusia adalah negara sekuler, tetapi kebanyakan menganut Kristen Ortodoks.
"Sebagai mufti di Moskow, saya sering mendorong Muslim untuk aktif. Kurangnya peran kita di tengah masyarakat lantaran kurangnya aksi yang kita lakukan," kata dia positif.
Selama beberapa tahun terakhir, Muslim menjadi komunitas yang paling cepat berkembang di Moskow. Analis politik Alexei Malashenko mengatakan, dengan populasi resmi 12,5 juta jiwa, Rusia menjadi rumah bagi setidaknya 1,5 juta muslim.
Pada pekan lalu, publik internasional telah menyaksikan semarak shalat Idul Fitri di kota itu. Lebih dari 60 ribu Muslim berkumpul untuk shalat Id di masjid berkubah emas Sobornaya, Moskow.
Menurut Russia Today, para ahli mengatakan pada 2050, umat Islam akan membentuk sekitar setengah dari populasi penduduk Rusia. Jika ini benar, Rusia kemungkinan akan menjadi salah satu negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.