Rabu 29 Jul 2015 17:46 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Muslim Sempurna tak Boleh Puas dengan Capaian Pengetahuan

Rep: c 23/ Red: Indah Wulandari
Siswa madrasah tengah belajar di perpustakaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Siswa madrasah tengah belajar di perpustakaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional Muhammadiyah Muhyiddin Junaidi menilai, masih banyak umat Islam, baik di dalam maupun luar negeri, yang mudah terprovokasi oleh isu-isu yang sifatnya mengadu domba.

Hal itu terjadi, kata dia, karena masih minimnya daya nalar di dalam umat Islam sendiri.

Karena itu, dia mengimbau pada umat Islam agar bisa mengembangkan potensi keilmuan di dalam dirinya masing-masing.

“Seperti Muslim yang sempurna itu tidak boleh merasa puas terhadap apa (pengetahuan) yang telah dia capai. Dia dituntut untuk bisa mengembangkan kompetensi keilmuannya,” tutur Muhyiddin pada Republika, Rabu (29/7).

Nantinya, ilmu tersebut harus mampu diaplikasikan untuk kepentingan orang banyak.

Fenomena itu juga, lanjut Muhyiddin, yang menjadi alasan Muhammadiyah memilih ‘Islam yang Berkemajuan’ sebagai tema Muktamar ke-47.  Karena, menurutnya, menjadi Islam yang maju sama maknanya dengan Islam yang harus mampu menjadi panutan.

Oleh karena itu, Muhammadiyah berkomitmen dan akan fokus untuk mengembangkan sumber daya manusia, serta pendidikan bagi umat. “Karena tanpa pendidikan akan susah umat Islam untuk memahami agamanya dengan baik dan benar,” ujar Muhyiddin.

Muhammadiyah akan menggelar Muktamar ke-47 pada 3 Agustus hingga 7 Agustus mendatang di Makassar. Selain memilih ketua baru, agenda Muktamar juga akan diisi pembahasan isu-isu global dan nasional yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan kesejahteraan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement