REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muktamar Muhammadiyah ke-47 pada 3-7 Agustus mendatang tersebut ikut menjadi perhatian para pemuda organisasi kemasyarakatan Islam yang menginginkan sosok pemimpin yang intelektualitasnya tinggi.
“Memang dalam pemilihan Ketum tidak ditentukan dari satu suara semua anggota Muhammadiyah, seperti kami Fokal IMM, tidak punya suara, tapi kami mendorong yang terbaik untuk maju dan terpilih,” papar Sekjen Forum Keluarga Alumni Fokal Ikatan Muda Muhammadiyah (Fokal IMM) Uum Syarif Usman, Selasa (28/7).
Ia berharap, ketua umum yang akan menggantikan Prof Din Syammsuddin dapat melanjutkan sepak terjang Muhammadiyah selama ini semakin baik. Satu hal paling utama tentang Ketum yang baru, ujar Uum, pemimpin PP Muhammadiyah periode 2015-2020 harus mempu menunjukkan sikap dan tindakan intelektual berkemajuan.
“Berapapun usia penerus Din Syamsudin nanti, baik dari golongan muda atau sepuh, Fokal IMM berharap 13 formatur akan memilih yang terbaik,” urai Uum.
Di mata Fokal IMM, kader-kader terbaik Muhammadiyah perlu terjun ke politik agar dapat ikut melakukan perbaikan bangsa.
Sehingga besar harapan mereka, pemimpin Muhammadiyah yang baru nantinya bisa ikut fokus pada pengaderan kaum intelektual muda agar bisa melaksanakan dakwahnya di dunia politik.
“Politik itu penting agar kader-kader terbaik bisa ikut terlibat dalam perubahan bangsa ke arah lebih baik,” ujar Ketum Fokal IMM Armyn Gultom.
Muktamar Muhammadiyah akan berlangsung di lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Muhammadiyah dipastikan akan memiliki Ketum baru setelah Din Syamsuddin yang memimpin selama 10 tahun terakhir tidak maju lagi dalam pemilihan.
Sejauh ini, panitia pemilihan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dikepalai oleh A Dahlan Rais telah menetapkan 82 nama calon. Nantinya, seluruh calon disaring dalam sidang Tanwir, 1-2 Agustus mendatang. Dari sidang tersebut, akan tersaring 39 nama yang akan dicalonkan sebagai kandidat tetap.