REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemajemukan adalah sunnatullah yang tak terelakkan. Umat manusia pun diuji untuk menyikapi kemajemukan lewat hubungan antar bangsa, agama, budaya, maupun etnis.
Toleransi menjadi kunci penting untuk membangun bangsa Indonesia yang majemuk menuju kemajuan.
"Sebagai bangsa yang majemuk, kita harus menjaga toleransi untuk kemajuan bangsa," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin dalam Halal Bi Halal Perhimpunan Indonesia untuk Keagamaan dan Kebudayaan (IARC) di Jakarta pada Ahad (26/7).
Ratusan perwakilan organisasi lintas agama dan budaya meramaikan acara tersebut. Selain Din, dalam acara bertajuk "Indahnya Kebersamaan" itu hadir sejumlah tokoh lintas agama seperti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan Ketua IARC Paiman Mak.
Din menjelaskan, kemajemukan bukan kehendak manusia. Hal itu merupakan takdir ilahi. Ia mencontohkan, dirinya bertetangga dengan warga non muslim. "Sanggupkah hidup berdampingan secara damai? Ini ujian," kata Din.
Din menyatakan, Idul Fitri bagi umat Islam merupakan hari raya yang berkaitan dengan kemenangan dan kesucian. Oleh karena itu, Din mengajak umat Islam untuk mempertahankan kebersihan hati dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.