REPUBLIKA.CO.ID, PUNJAB -- Di Kahna Nau, pinggiran kota Lahore, campur tangan bersama antara para Fransiskan, imam dan polisi mencegah tindakan seorang pria yang membakar lembaran-lembaran Alquran dan Alkitab yang menyebabkan kerusuhan baru. Sementara itu, di Faisalabad, sebuah kelompok Sufi menyelenggarakan upacara Natal lagi tahun ini.
"Mari kita bergandengan tangan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah bangsa yang damai," kata Uskup Rehamt, dikutip dari laman Pime Asia News, Rabu (18/12)
Para Fransiskan di Pakistan sangat berkomitmen untuk mempromosikan dialog antaragama, yang mereka anggap sebagai jalan menuju perdamaian. Gerakan yang sangat signifikan telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Pada pekan terakhir November 2024, Pater Lazar Aslam seorang saudara kapusin memimpin delegasi antar agama ke daerah Kahna Nau, pinggiran selatan kota Lahore, Punjab. Tujuan kunjungan itu untuk mengatasi ketegangan yang dipicu oleh peristiwa penistaan agama awal bulan ini.
Zafar Masih, seorang pecandu narkoba yang memiliki masalah kesehatan mental, telah membakar rumahnya, membakar halaman-halaman Alquran dan Alkitab. Insiden ini memicu tuduhan penistaan terhadap Islam, yang mendorong beberapa pemuda Muslim untuk mengancam akan melakukan serangan massal terhadap umat Kristen setempat.
Insiden ini membuat takut komunitas Kristen, yang telah menghadapi insiden serupa di masa lalu, seperti yang terjadi di Jaranwala, Punjab, pada Agustus 2023.
Delegasi lintas agama, yang terdiri dari Pastor Lazar Aslam, Pendeta Asif Ehsan Khokar dan cendekiawan Islam Mufti Syed Ashiq Hussain, bertemu dengan kepala keamanan setempat, Maaz Ul Rahman (ASP), untuk menjelaskan situasinya dan meminta perlindungan bagi semua penduduk. Berkat tindakan cepat dan tidak memihak dari pihak berwenang, situasi berhasil dikendalikan dan orang yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut ditahan.