Kamis 23 Jul 2015 17:46 WIB

Penemuan Mushaf Alquran di Birmingham, Bukti Kejayaan Islam di Eropa

Rep: c26/ Red: Agung Sasongko
 Pengunjung sedang melihat koleksi Mushaf di Museum Bayt Al-Qur`an dan Museum Istiqlal (BQMI), TMII, Jakarta,Senin (25/5).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pengunjung sedang melihat koleksi Mushaf di Museum Bayt Al-Qur`an dan Museum Istiqlal (BQMI), TMII, Jakarta,Senin (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pakar Pusat Studi Quran (PSQ) Mukhlis Hanafi menyambut dengan suka cita penemuan salah satu naskah Mushaf Alquran tertua di Universitas Birmingham, Inggris. Penemuan ini menunjukkan kejayaan peradaban Islam hingga ke Eropa.

Mukhlis menganggap lembaran naskah tua Alquran yang ditulis tangan tersebut menjadi bukti bahwa penyebaran Islam begitu kuat di Eropa.  Bahkan tentu patut diakui kontribusi Islam dalam pengetahuan dunia moderen.

"Tentu penemuan itu harus disambut dengan suka cita karena akan menjadi bukti kejayaan Islam. Tidak disangsikan lagi Islam menguasai intelektual dan berkontribusi pada dunia pengetahuan modern hingga Eropa," katanya kepada ROL, Kamis (23/7).

Menurutnya, ini memberikan kesaksian bahwa intelektual Muslim berkontribusi dalam pengetahuan yang banyak diklaim berasal dari negara Barat. Misalnya astronomi, kedokteran ataupun filsafat.

Ia mengatakan, penemuan itu merupakan kabar baik yang menggembirakan Muslim. Sebab lembaran tersebut memberikan keyakinan bahwa sejak zaman Nabi Muhammad SAW, keaslian Alquran tetap terjaga hingga saat ini.

Tambahnya, penemuan di negara yang mayoritas non-Muslim tidak menjadi masalah. Bukan berarti tidak ditemukan di wilayah Islam menjadi bentuk kesangsian akan kebenaran mushaf tersebut. Ia menyebut di dunia ini khazanah intelektual banyak tersebar di berbagai dunia termasuk belahan bumi barat.

Berdasarkan hasil uji penanggalan dengan radiokarbon, diketahui lembaran Alquran yang ditemukan tersebut berusia sekitar 1.370 tahun.

Awalnya lembaran-lembaran Alquran tersebut telah berada diperpustakan universitas selama hampir satu abad. Namun, lembaran itu hanya disimpan bersama dengan koleksi buku dan dokumen Timur Tengah, tanpa diidentifikasi sebagai salah satu .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement