REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebaran acap kali dijadikan momentum silaturahim. Ketua Ikatan Dai Indonesia, KH. Ahmad Satori Ismail mengungkapkan hakikat menjalin silaturahim dengan keluarga dan sanak saudara.
"Menyambung silaturahim itu perintah Allah bagi kita. Kita dianjurkan untuk menyambung silaturahim dengan handai taulan, dengan saudara, dengan keluarga," kata Ahmad Satori, beberapa waktu lalu.
Ketua Ikadi ini menambahkan, yang dimaksud dengan silaturahim bukan sekedar jabat tangan. Silaturahim tidak harus dilakukan dengan pergi ke kampung halaman, tetapi bisa dilakukan lewat alat teknologi, dukungan mental spiritual, dan bantuan ekonomi kepada kerabat yang membutuhkan.
Silaturahim sangat berkaitan dengan kelapangan dada untuk memaafkan. Satori menjelaskan, menyambung tali silaturahim itu utamanya dengan saudara yang putus atau retak hubungan kekerabatannya. Kalau ada orang yang tidak mau berkunjung, kita kunjungi lebih dulu.
Pasalnya, kata Satori, silaturahim bukan sekedar membalas kunjungan. Silaturahim juga terkait memaafkan dan menghapus kebencian. Menurutnya, kalau hanya orang berkunjung ke rumah, kemudian kita balik berkunjung itu bukan silaturahim, tapi hanya sekedar membalas kunjungan.
Hari Raya Idul Fitri biasanya juga dijadikan momen open house oleh para politisi dan pejabat publik. Satori menilainya sebagai hal positif. Para pejabat melakukan open house supaya orang bisa ikut mencicipi makanannya dan bercengkerama dengan shohibul bayt.
Namun, Satori juga mengingatkan, open house ini tentu harus dilangsungkan dengan hati yang ikhlas, Lillahi Ta'ala. "Tentu jangan sampai orang-orang kaya saja yang diundang, tetapi juga untuk fakir miskin supaya mereka bisa ikut merasakan nikmatnya persaudaraan di dalam Islam," tutur Satori.