REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Turki memiliki banyak masjid terbaik yang menjadi contoh bagi pembangunan masjid di dua kawasan benua Asia dan Eropa. Gaya arsitektur Usmaninyah yang sangat kental menjadikan masjid tradisional Turki memiliki kekhasan tersendiri di bandingkan masjid di negara lain.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, pembangunan masjid di Turki ternyata cenderung menggunakan gaya arsitektur yang berbeda, lebih modern kontemporer dibandingkan gaya masjid khas Turki Usmani pada umumnya.
Salah satu bangunan masjid dengan gaya arsitektur kontemporer tersebut adalah Masjid Ahmet Hamdi Akseki, yang berada di salah satu sudut kota Ankara. Masjid Ahmet Hamdi Akseki dibangun pada November 2008.
Setelah mengalami masa pembangunan lebih dari 4,5 tahun masjid ini resmi dibuka pada Mei 2013. Nama masjid diambil dari salah satu Ulama modern Turki sekaligus mantan Ketua Departemen Agama Turki, Ahmet Hamdi Akseki. Masjid Ahmet Hamdi Akseki berdiri diatas luas lahan delapan hektar, yang merupakan bagian dari komplek Kantor Departemen Agama Turki.
Luas bangunan masjid Ahmet Hamdi Akseki mencapai 11 ribu meter persegi. Masjid yang dapat menampung lebih dari 6.000 jamaah ini dirancang dengan mengedepankan gaya arsitektur neo klasik kontemporer dengan pola Seljuk Anatolia sebagai unsur ornamennya.
Masjid ini menarik perhatian bagi banyak kalangan muslim dikarenakan kesederhanaan eksteriornya, namun masjid ini tetap kental dengan detail tradisional yang indah.
Masjid Ahmet Hamdi Akseski tercatat memiliki salah satu kubah terbesar dengan diameter 33 meter yang ditopang dengan empat pilar lengkung yang besar. Tujuh kolom lain pun menopang tiga bagian serambi dalam masjid.
Selain ciri khas kubah yang besar dengan lengkungan atapnya, masjid ini juga memiliki empat menara yang menjulang setinggi 33 meter. Di bagian utara masjid terdapat dua pintu utama masjid yang dilengkapi kaligrafi arab dan ukiran geometri khas Islam. Sedangkan empat pintu lain berada di samping kanan dan kiri masjid.
Fasad mashrabiya juga terlihat indah disamping pintu utama masjid. Ornamen Seljuk terlihat dari karakter khas motif bintang pada ukiran kayu dan ubin di struktur masjid.
Struktur bangunan masjid menggunakan bata dengan lapisan marmer putih, di bagian samping jendela kaca menjadi bagian penting fasad masjid ini.
Jendela kaca ini memudahkan cahaya matahari masuk ke ruang shalat utama. Sedangkan ventilasi terbuka pada bagian kubah memudahkan sirkulasi udara di bagian dalam masjid.
Pada interior dalam masjid sebagian besar dekorasi dihiasi dengan pola geometri dan kaligrafi yang bertuliskan Asmaul Husna, ayat Alquran dan hadis Nabi. Pola geometri dan kaligrafi ini menghiasi bagian dalam kubah hingga mihrab dan masjid.
Bagian ceruk mihrab masjid berhias lapisan warna emas, sedangkan mimbar masjid sangat khas dengan marmer putih. Perpaduan warna putih, hijau, biru dan emas mendominasi bagian dalam masjid.