REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Kesadaran masyarakat muslim di Jabar untuk membayar zakat fitrah sudah cukup baik. Setiap tahun, potensi zakat fitrah di Jabar nilainya mencapai Rp 30 miliar.
"Potensi Jabar luar biasa bisa sampai diatas Rp 20 miliar di bulan Ramadhan saja. Tahun lalu, zakat fitrah kurang lebih Rp 30 miliar se-Jabar," ujar Ketua Baznas Provinsi Jabar, Arif Ramdani, kepada wartawan, Selasa (14/7).
Arif berharap, tahun ini zakat fitrah di Jabar bisa meningkat. Karena, sosialisasi gencar dilakukan. Setiap tahun, tren zakat fitrah ini memang selalu mengalami peningkatan. Tahun lalu, pencapaian zakat fitrah di Jabar naik sekitar 10 persen.
"Tahun ini, kemungkinan zakat fitrah bisa naik 10-20 persen," katanya.
Arif optimistis, zakat fitrah akan meningkat karena zakat ini berbeda dengan zakat lainnya. Yakni, zakat jiwa artinya bayi yang baru lahir pun harus dikeluarkan zakat fitrahnya.
Daerah di Jabar, kata Arif, yang petensi zakat fitrahnya terbesar di antaranya Kota Bandung karena penduduknya cukup padat dan menengah ke atas. Selain itu, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Garut dan priangan timur.
Secara ketentuan, kata dia, merujuk ke aturan dan tuntunan islam, zakat fitrah harus diberikan sesuai yang kita makan. Namun, mungkin perbedaannya ada di standar harga beras. Contohnya, di Kota Bandung harganya ada yang Rp 11.500 per kg. Ada juga, yang Rp 12.000. Bahkan, ada juga yang tak dikonversi ke uang tapi ke beras.
"Intinya, beras yang digunakan harus standar menengah ke atas bukan Raskin karena harus dipastikan yang layak dimakan," katanya.