REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Festival ela-ela yang akan digelar di Ternate, Maluku Utara, 13 Juli 2015 atau malam 27 Ramadhan menyuguhkan kekhasan tradisi Islam dalam menyambut malam Lailatul Qadar. Tradisi ini menggambarkan bagaimana dinamika Islam di Ternate.
"Umat Islam di Ternate sejak ratusan tahun silam memiliki tradisi dalam setiap menyambut malam Lailatul Qadar yang disebut ela-ela. Tradisi ini lah yang kita tampilkan pada festival ela-ela tanggal 13 Juli nanti," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate Anas Conoras di Ternate, Rabu.
Pada festival ela-ela yang telah menjadi kegiatan rutin Pemkot Ternate tersebut di tampilkan ritual penyambutan malam Lailatul Qadar yang diawali dengan pembacaan doa di Kedaton Kesultanan Ternate selesai pelaksanaan shalat tarawih di masjid Kesultanan Ternate.
Kegiatan selanjutnya dalam festival ela-ela tersebut, menurut Anas Conoras adalah pembakaran obor yang dalam bahasa daerah Ternate disebut ela-ela oleh wakil dari Kesultanan Ternate dan Pemkot Ternate yang kemudian diikuti seluruh masyarakat, baik yang ada di lingkungan Kedaton Kesultanan maupun di seluruh wilayah Ternate.
Seluruh warga di Ternate memasang obor di halaman rumah sampai pagi, ada pula warga yang sekaligus membakar damar sehingga hampir seluruh wilayah Ternate tercium aroma harum bau damar, yang umumnya merupakan damar kualitas terbaik dari wilayah Halmahera.
"Masyarakat Ternate membakar obar dan damar pada malam 27 Ramadhan itu karena sesuai keyakinan yang diwariskan sejak ratusan tahun silam, pada malam itu para malaikat turun dari langit dan untuk itu masyarakat menyambutnya dengan cara menerangi kampung menggunakan obor dan mengharumkannya menggunakan damar," katanya.