Rabu 08 Jul 2015 17:53 WIB

'Umat Diminta Hormati Perbedaan Lebaran'

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Agung Sasongko
 Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin (tengah), bersama Wamenag Nazaruddin Umar (kanan), dan Ketua MUI Din Syamsuddin saat sidang isbat penentuan 1 Syawal 1435 H di Kementerian Agama, Jakarta, Ahad (27/7).(Republika/ Yasin Habibi)
Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin (tengah), bersama Wamenag Nazaruddin Umar (kanan), dan Ketua MUI Din Syamsuddin saat sidang isbat penentuan 1 Syawal 1435 H di Kementerian Agama, Jakarta, Ahad (27/7).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam diminta bertoleransi dan menghormati perbedaan dalam penentuan awal Syawal 1436 Hijriyah. Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mengumumkan bahwa 1 Syawal 1436 Hijriyah jatuh pada 17 Juli 2015.

Sedangkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memprediksi adanya potensi perbedaan lebaran tahun ini.  "Imbauannya masyarakat bisa menerima perbedaan meski idealnya tidak perlu ada perbedaan," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Kerukunan Umat Beragama Slamet Effendy Yusuf kepada ROL, Rabu (8/7).

Kiai Slamet berpendapat, kondisi umat saat ini belum memungkinkan adanya penyatuan pendapat terkait penetapan awal Syawal. Tokoh yang juga Ketua PBNU itu mengaku PBNU akan tetap menunggu hasil rukyat. "Kalau memang mau sendiri-sendiri ya mau bagaimana lagi?" kata Slamet.

Meski begitu, Slamet mengaku hal itu kurang sesuai dengan isi Alquran surat An-Nisa ayat 59 yang menyuruh untuk menaati Allah, Rasulullah, dan ulil amri atau pemerintah. Ia mengaku, perbedaan bisa dihilangkan dengan kembali ke kebiasaan lama yaitu dengan menyandarkan putusan kepada pemerintah.

Saat ini, kondisi belum memungkinkan, kata Kiai Slamet, yang terbaik adalah dengan menerima perbedaan dengan kebesaran jiwa. Ia pun mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak membesar-besarkan perbedaan pendapat ini.

"Kita harus terima ini sebagai sebuah perbedaan pendapat dan mudah-mudahan perbedaan ini menjadi rahmat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement