REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay menilai alur pemilihan calon pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang dilakukan oleh tim Panitia Seleksi Baznas janggal.
Menurut Saleh, seharusnya ada 16 nama yang diseleksi sampai final oleh tim pansel terlebih dahulu dirapatkan dengan DPR sebelum disetujui oleh presiden.
Sementara pada pemilihan calon pimpinan Baznas ini, tim pansel setelah mengerucutkan 16 nama, mereka terlebih dahulu menyerahkan kepada presiden, dan presiden langsung memilih delapan nama untuk dijadikan calon pimpinan Baznas yang kemudian akan dimintakan pertimbangan kepada DPR khususnya komisi VIII.
“Harusnya ke kami dulu diberikan 16 nama ini. Supaya jangan hanya formalitas aja pertimbangan dari DPR ini. Untuk apalagi kita undang pansel, karena pemerintah sudah pilih delapan orang,” kata Saleh dalam rapat Pansel Baznas dengan Komisi VIII di Gedung Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (25/6) malam.
Saleh berharap delpan nama calon pimpinan Baznas dari unsur masyarakat benar-benar nama-nama terbaik yang kapabilitasnya juga dikenal dengan baik oleh Presiden.
Saleh menyebut, Baznas sebagai lembaga zakat negara benar-benar dapat menjalankan peranan penting sebagai lembaga yang mendanai untuk pertumbuhan umat. Ia menyebut potensi zakat di Indonesia ini mencapai Rp 123 triliun.
Akan tetapi, dari potensi yang sebanyak itu, zakat yang dapat dimobilisasi dan dikelola hanya sebanyak 16 persen.
Untuk itulah ia berharap pimpinan Baznas lima tahun ke depan harus dapat bekerja menjalankan tugas untuk mengembangkan zakat umat sesuai dengan amanah UU yang disematkan kepada Baznas.
“Potensi zakat sangat besar. Baznas harus benar-benar berdayakan potensi ini,” ujar politikus Partai Amanat Nasional ini.