Jumat 26 Jun 2015 12:35 WIB

Kematian, Azab Bagi Orang-Orang Durhaka

Al Azhar Memorial Garden
Foto:

3.  Kematiannya Mewariskan Kehancuran

Firaun merupakan gelar pemimpin politik dan agama tertinggi bagi rakyat Mesir. Menyandang titel Raja Bagi Dua Wilayah dan Pendeta Bagi Semua  Kuil, Firaun menguasai seluruh wilayah Mesir yang membuat peraturan atau hukum yang berlaku, mengutip pajak dan membela wilayahnya dari pendatang asing. Sedangkan sebagai pendeta tertinggi, Firaun memiliki kedudukan sebagai wakil dewa-dewa di dunia.

Firaun yang hidup pada masa Nabi Musa AS adalah Firaun II yang berkuasa pada periode 1279–1213 SM. Pada masa itu dikenal sebagai masa kejayaan Mesir kuno, hingga Firaun II dijuluki sebagai Firaun yang terkuat, terbesar dan paling dipuja diseluruh penjuru Mesir hingga ke wilayah Syiria dan Libya. Kematian Firaun II disertai dengan kejatuhan kerajaan Mesir.

Meski setelah kematiannya, 9 Firaun melanjutkan kekuasaannya, namun degradasi kekuasaan kerajaan Mesir terus berlanjut ditandai dengan serangan dari musuh-musuh disertai dengan persoalan internal kerajaan seperti perebutan kekuasaan, pembunuhan sesama ahli waris serta persoalan lain yang makin melemahkan kerajaan, hingga kerajaan Mesir yang semula agung dan dipuja kini tinggal puing-puing belaka.

4. Hidupnya Berakhir di Puncak Kedurhakaan dan Kesombongan

Masih ingat dengan kisah Qorun atau Qarun atau Karun? Ia adalah sepupu Nabi Musa AS yang dikenal sebagai orang terkaya dimasanya. Begitu kayanya, kunci gudangnya sangat banyak hingga harus dipanggul oleh 10 orang kuat. Semula Qarun hanyalah seorang miskin dengan banyak anak. Lalu, ia meminta Nabi Musa AS untuk mendoakannya agar ia kaya raya. Doa Nabi Musa AS pun terkabul.

Kekayaan yang diberikan Allah SWT padanya membuat kesombongan serta riya yang merajalela, karena kaya ia pun memiliki kekuasaan yang didukung Firaun pada masanya. Kisah lain menceritakan bahwa Qarun ingkar janji pada Nabi Musa AS untuk menyembah Allah SWT  setelah ia kaya, ia malah menyembah Dewa Buaya, yakni dewa masyarakat Mesir kala itu. Kedurhakaan Qarun diantaranya adalah mengklaim bahwa kekayaaan yang ia dapatkan merupakan hasil jerih payahnya, sebagaimana Al-Quran: Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”(QS Al-Qashash,79).

Perilaku Qarun ini mengundang kemurkaan Allah SWT, hingga Qarun beserta harta dan pengikutnya tewas ditenggelamkan ke dalam tanah ketika ia tengah memamerkan hartanya dihadapan masyarakat Mesir, sebagaimana diceritakan dalam Alquran : “Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya…(QS Al-Qashah:80).

“Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)” (QS Al-Qashash: 81) adv

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement