Rabu 24 Jun 2015 20:48 WIB

'Orang Bertakwa Bukan Berarti tak Berkeinginan Berbuat Maksiat'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agung Sasongko
Ustaz Arifin Ilham.
Foto: Republika
Ustaz Arifin Ilham.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Arifin Ilham mengatakan, orang takwa itu bukan berarti tak memiliki keinginan untuk berbuat maksiat.

"Sebenarnya mereka juga memiliki keinginan berbuat maksiat. Namun keinginan tersebut selalu kalah dengan rasa takutnya kepada Allah, hal itulah yang mencegahnya berbuat maksiat," kata Arifin dalam acara buka bersama di Masjid Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu, (24/6).

Orang takwa bertanya kepada dirinya kalau nanti berbuat maksiat seperti zina dan korupsi nanti di akhirat bagaimana. "Mereka selalu berpikir masa yang akan datang, masa sesudah mati," kata dia.

Itulah yang membedakan dengan orang yang berani berbuat maksiat. Mereka selalu berpikir kekinian tidak memikirkan dampaknya di akhirat kelak pada semua orang pasti mati.

Seorang suami, terang Arifin, haram masuk surga sebelum dia dimaafkan oleh istri yang  dikhianatinya. Suami yang suka mengkhianati istri itu pikirannya kekinian, yang penting  asik dan nikmat.  "Makanya penyebab paling banyak orang masuk neraka adalah mulut dan kemaluan. Makanya kedua hal itu harus dijaga agar tak masuk neraka."

Dunia ini bukan tempat kita. Harta akan ditinggalkan ketika mati, hanya amal yang mengikuti setelah mati.

"Makanya momen bulan Ramadhan ini kita dilatih untuk taat kepada Allah sebulan penuh. Berpuasa merupakan amalan para nabi,  semua nabi berpuasa," ujarnya.

Dalam acara buka bersama tersebut, Presiden Direktur PT Avrist Assurance mengatakan, Avrist Assurance sudah berusia 40 tahun dan mengalami berbagai masa, naik turun, juga flat. "Semoga Avrist dapat berlanjut hingga dekade-dekade berikutnya, diharap kami selalu mendapat dukungan swasta dan pemerintah."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement