REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masjid kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta akhirnya selesai dibangun. Masjid yang dibangun dengaan dana Rp 28,5 milyar ini berada di Kampus IV UAD di Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul. Masjid tersebut diresmikan pemakaiannya oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Jumat (19/6).
Masjid UAD ini juga memiliki Islamic Center yang akan menjadi pusat kajian Ilmu-ilmu ke Islaman di Yogyakarta. Din Syamsuddin dalam kesempatan itu berharap agar masjid kampus UAD ini bisa menjadi pusat kajian Islam di Yogyakarta.
"Ini tanggungjawab untuk UAD tidak meninggalkan keilmuan dan keagaamaan. Masjid dan Islamic Center UAD ini saya harap bisa menjadi Pusat Studi Kemuhammadiyahan yang akan memgembangkan pemikiran-pemikiran Islam," katanya.
Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan, masjid UAD ini dibangun dengan tiga lantai. Tempat ibadah utama ada di lantai dua dan tiga. Sedangkan lantai pertama akan dIfungsikan sebagai kantor masjid, kantor Majelis Tarjih Muhammadiyah dan perpustakaan.
"Lantai pertama ini dilengkapi pula dengan ruang konsultasi keagamaan, museum ke-Islam-an, ruang konferensi maupun diseminasi kajian-kajian Islam," katanya.
Melalui masjid dan Islamic Center ini kata dia, pihaknya ingin ikut berperan sebagai pusat kajian Islam. Selain masjid ke depan di kompleks kampus di atas lahan 7,5 hektare itu juga akan dibangun planetarium maupun pusat pengamatan gunung Merapi.
Fasilitas-fasilitas tersebut nantinya diharapkan akan mampu menyedot wisatawan untuk berkunjung. "Tak berlebihan jika kemudian kami mengharapkan keberadaan masjid sekaligus sebagai pusat kajian Islam ini akan menjadi salah satu ikon Yogyakarta," katanya.
Sementara itu Kepala Biro Finansial dan Aset UAD, Afan Kurniawan mengatakan masjid UAD ini pengerjaannya memakan waktu 16 bulan itu dilengkapi AC yang dioperasikan sesuai sirkulasi udara agar lebih sejuk serta penggunaan lampu LED. "Semua itu sesuai dengan konsep go green sejalan dengan tujuan UAD yang ingin menciptakan kampus ramah lingkungan," katanya.
Masjid seluas lebih kurang satu hektare dengan tinggi bangunan 40 meter itu, menggunakan pula marmer dan granit asal Italia, India, Tiongkok, maupun Portugal. Masjid ini mampu menampung 3.000 jamaah shalat, atau sekitar 5.000 orang untuk acara pengajian.