REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perguruan Tinggi Islam (PTI) termasuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Indonesia saat ini masih menjadi lembaga konsumtif sains atau ilmu. PTI ini masih banyak hanya mengadopsi dan mempelajari ilmu yang ada tanpa membuat inovasi baru atas ilmu yang ada atau menciptakan ilmu baru.
"Umat Islam dan PT Islam terjebak pada konsumtifisme sains. Ini mengandung istilah inovasi dimana harus ada inovasi dalam ilmu," ujar Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin saat berbicara dalam pengajian ramadhan PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (19/6).
Karena itulah menurut Din, Muhammadiyah mengusung Islam berkemajuan dan berkeunggulan. Ini yang juga akan dijabarkan dalam gerakan pembaharuan di Muhammadiyah baik melalui pendidikan, ekonomi maupun lainnya.
Menurut Din, Islam berkemajuan ini adalah Islam yang sholeh yang mampu mengakomodasi dan menyesuaikan diri dengan dinamika zaman sesuai dengan ruang dan waktu. Namun itu belum cukup. Masih ada satu dimensi yang harus masuk dalam Islam berkemajuan ini yaitu dimensi gerak yang akan membawa ke kemajuan.
"Saya usulkan konsep Islam berkemajuan tidak hanya cukup pada ruang dan waktu tapi juga yang membawa dimensi gerakan," katanya
Menurut Din, saat ini banyak yang mengembangkan Islam nusantara. Islam nusantara adalah Islam yang santun, damai dan ramah. Namun kata dia Islam corak ini hanya banyak memandang ke dalam Islam sendiri. Jika corak ini yang dikembangkan maka Isla tidak akan membaawa kemajuan.
"Itu hanya membawa pada Islam yang statis. Tapi Islam yang berkemajuan dan berkeunggulan, itu dinamis dan memberikan jawaban atas tantangan jaman. Ini yang harus dikembangkan termasuk di PTI," katanya.
Islam yang berkemajauan dan unggul ini dikembangkan melalui gerakan dakwah pencerahan. Dakwah ini bisa dilakukan melalui pelayanan kesehatan, pendidikan, ekonomi serta pembinaan kelompok dhuafa.
Untuk itulah kata Din, dibutuhkan mentalitas baru dari umat Islam untuk membawa Islam yang berkemajuan dan berkeunggulan. Dengan begitu umat Islam dan PTI tidak akan hanya sebagai konsumen ilmu saja.