Rabu 17 Jun 2015 16:19 WIB

Kisah Thufail Ibn Amr Inspirasi Mualaf Ini Masuk Islam

Rep: C38/ Red: Ilham
MENJADI MUALAF: Dengan mengucapkan Syahadat, seseorang telah mengikrarkan keislamannya
Foto: Galeri Pumita
MENJADI MUALAF: Dengan mengucapkan Syahadat, seseorang telah mengikrarkan keislamannya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi Talib Abdul Ahad, kisah Thufail ibn Amr bukan cerita biasa. Kisah ini sangat mirip dengan perjalanan dia dan banyak mualaf lain menerima Islam sebagai agama yang benar dari Allah SWT.

“Kisah ini menunjukkan bagaimana orang-orang kafir berusaha menjauhkan kami dari Islam. Tetapi, ketika seorang mengabaikan peringatan itu, mereka menemukan bahwa Islam tidak seperti yang mereka katakan,” kata Talib, dilansir dari onislam.net, Rabu (17/6).

Berikut kisah singkat Thufail Ibn Amr.

Thufail Ibn Amar adalah seorang bangsawan terkemuka di kalangan suku Quraisy. Suatu kali, ia datang berkunjung ke Mekkah. Begitu para pemimpin Mekkah melihat Thufail, mereka menyambutnya dengan hangat dan menempatkannya di rumah terbaik dan termewah.

“Wahai Thufail, kami sangat gembira engkau datang ke tempat kami. Orang yang mengaku sebagai Nabi itu telah merusak kerukunan dan memecah belah persatuan kami. Kami khawatir dia akan mempengaruhimu, serta melemahkan kepemimpinanmu, seperti yang dia lakukan pada kami,” kata para tokoh dan pemimpin Quraisy yang berkumpul padanya.

Para pemuka Quraisy itu juga berpesan agar janganlah berbicara dengan Nabi Muhammad SAW. "Jangan dengarkan apa yang dia katakan. Dia memiliki kata-kata layaknya sihir, memisahkan ayah dengan anak, menjauhkan saudara satu dengan saudara lain, serta menceraikan istri dengan suami.”

Mereka melanjutkannnya dengan cerita-cerita aneh seputar Rasulullah untuk menakut-nakuti Thufail. Para pemuka Quraisy juga melarangnya untuk mendekat atau berbicara dengan Rasulullah.

Keesokan harinya, Thufail Ibn Amr pergi ke Kakbah untuk melakukan tawaf dan berziarah ke tempat berhala-berhala yang dimuliakan kaum Quraisy. Ia juga menyumbatkan kapas ke telinga karena begitu takut mendengar sesuatu dari kata-kata Muhammad.

Sesampainya di tempat thawaf, ia melihat Rasulullah tengah berdiri menunaikan shalat di dekat Kakbah. Thufail ibn Amr terpesona melihat cara Rasulullah beribadah, yang lain daripada yang lain. Sedikit demi sedikit, Thufail mulai mendekat dan atas kehendak Allah ia mendengar ayat-ayat yang dibaca Rasulullah.

“Apa yang kamu lakukan, Thufail? Demi Allah, aku adalah seorang penyair yang cerdas. Aku bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Jadi, apa salahnya jika aku mendengarkan apa yang dibaca oleh laki-laki ini? Jika yang dia katakan baik, aku akan menerimanya, dan jika yang dia katakan buruk, aku tinggalkan,” kata Thufail pada dirinya sendiri.

Ia pun menanti di sana hingga Rasulullah kembali ke rumah. Thufail mengikutinya sampai Nabi masuk ke dalam rumah. Thufail pun menyapa dan berbicara dengan Rasulullah. “Wahai Muhammad, kaummu menakut-nakutiku tentangmu sehingga aku menutup kedua telingaku dengan kapas agar tidak bisa mendengar apa yang engkau katakan. Namun, Allah menghendaki agar aku mendengar dan aku pun mendengar kalam yang indah. Karena itu, tunjukkanlah apa yang kau bawa!”

Rasulullah kemudian membacakan surah Al Falaq, yang karenanya Thufail Ibn Amr bersumpah belum pernah mendengar ada yang lebih indah sebelum itu. Terpesona oleh ayat-ayat Allah, lelaki yang menutup telinganya dengan kapas itu pun menyatakan keislamannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement