Jumat 12 Jun 2015 19:21 WIB

'Sulit Pisahkan Agama dan Negara'

Rep: c08/ Red: Agung Sasongko
Azyumardi Azra
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Azyumardi Azra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendikiawan Muslim Indonesia Azyumardi Azra mengatakan, memisahkan urusan negara dari agama adalah suatu hal yang sulit dilakukan. Khususnya di Indonesia, agama sudah membentuk pandangan kehidupan setiap manusia dalam berbagai bidang semisal kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain.

"Sulit untuk agama tidak terlibat dalam kehidupan. Karena agama selama ini telah membentuk pandangan kehidupan," kata Azra dalam diskusi 'Agama Dalam Ruang Publik: Ancamankah Bagi Negara Hukum?' di Aula Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia di Salemba Jakarta Pusat, Jumat (12/6).

Guru Besar yang juga mantan Rektor Universitas Islam Syarif Hidayatullah ini menambahkan, agama bisa akan dapat menjadi sebuah ancaman bila apabila pemuka-pemuka agama ataupun tokoh-tokoh organisasi massa bernuansa agama sudah berorientasi kepada politik dan menguasai negara. Bila ini terjadi akan membuat agama-agama minoritas termasuk aliran-aliran yang dianggap sesat akan terpojok.

Dalam Islam sendiri, kata dia, ormas-ormas Islam terutama Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah murni menjalankan fungsi sebagai penjaga keutuhan budaya Islam. Ia melihat dua ormas Islam terbesar di Indonesia ini tidak punya orientasi politik, dan juga tidak menggantungkan keuangan organisasi mereka dari pemeritah.

Hal ini lah kata dia yang membuat demokrasi di Indonesia ini berjalan dengan lembut dan tetap membuat hak-hak agama minoritas di Indonesia tetap terjamin.

Kemudian adanya anggapan bahwa agama adalah sebagai sumber konflik, Azra mengaku tidak sepakat. Ia melihat konflik-konflik yang terjadi lebih banyak dilakukan oleh pihak yang berkepentingan untuk politik kekuasan, namun melabelkan atas nama agama.

Menurut dia tidak ada satupun agama yang mengajarkan untuk saling bertikai antar sesama umat manusia. Konflik itu lebih banyak kaitan soal politik, dan kekuasan. Di Indonesia kita beruntung, mainstream islam indonesia tak punya orientasi politik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement