REPUBLIKA.CO.ID,MALAPPURAM -- Seraya menyeimbangkan diri di atas kano, Aslam memetik satu persatu teratai yang mulai mekar dan hati-hati menempatkannya dalam tumpukan. Dia bergerak di atas hamparan luas danau Valiyaparappur di Malappuram, mengumpulkan lebih banyak teratai untuk kuil-kuil di Kerala.
Pria berusia 25 tahun itu adalah salah satu dari 30 keluarga Muslim di desa Thirunavaya yang tinggal di tepian sungai Bharatapuzha, India. Komunitas Muslim ini memang tinggal dekat candi Hindu di Kerala.
Tidak banyak orang yang tahu bahwa teratai-teratai yang digunakan di semua kuil utama di seluruh negara termasuk Kuil Guruvayur Sri Krishna, Sabarimala, Kuil Kodungalloor Bhagavathy, Kuil Paramekkavu Bhagavathi, Kuil Thriprayar Sri Rama, dan Kuil Parshinikkaadavu Muthappan, semua ditanam oleh keluarga Muslim disana.
"Kami telah melakukannya selama lebih dari seratus tahun," kata Musthafa Chakkaliparambil.
Ia memiliki ladang teratai seluas 40 hektar di danau Valiyaparappur. Dia memasok sedikitnya 7.000 teratai per hari untuk candi di Guruvayur dan Kodungallur.
Rata-rata, Muslim di desa Thirunavaya mampu mengumpulkan dan menjual sekitar 20 ribu teratai setiap hari.
"Bisnis kami telah berkembang karena berkah dari dewa dan pendapatan dari kuil," kata Abdul Rahman Karakkadan, yang memasok bunga ke kuil Guruvayur dan Paramekkavu di Thrissur dari ladang seluas 85 hektar.
"Keluarga Muslim di Thirunavaya telah mempertahankan hubungan baik dengan semua kuil," kata Unni Varrier dari Kuil Kadambuzha Bhagavathy Devaswom, dilansir dari Times of India, Ahad (7/6). Bunga-bunga itu dijual kepada anggota komunitas Warrier, yang menangani dekorasi bunga di kuil-kuil.
Namun, budidaya teratai menjadi semakin sulit bagi petani seperti Hassan Valiyaparappur.
"Bunga bakung (hyacinth) menimbulkan masalah besar. Juga, tingkat air telah surut selama bertahun-tahun. Kadang-kadang sulit untuk terus bertani, terutama tanpa bantuan pemerintah," katanya.