REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Zakat Nasional (Baznas) Kota Padang bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Padang meluncurkan Kampung Percontohan Binaan Baznas di RT 02/09 Rimbo Tarok, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Senin (25/5).
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan, bentuk sinergi antara Baznas dengan Pemkot Padang, dimulai dari bedah kampung. Salah satunya, merehab 10 unit rumah tak layak huni di kampung Rimbo Tarok pada 2014 lalu.
"Kenyataannya, warga di sini memang rata-rata berpenghasilan rendah, maka perlu diberikan dukungan usaha agar ekonomi warga lebih baik," kata dia di Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Selasa (26/5).
Dikatakannya, sebanyak 58 kepala keluarga (KK) mendapat bantuan untuk usaha, berupa hewan ternak, sapi, kambing, ayam dan itik. Selain itu, lanjutnya, bantuan juga berupa mesin jahit dan etalase tempat berdagang serta bantuan beasiswa.
Mahyeldi menuturkan, di kampung itu, akan dibangun mushala untuk pusat kegiatan keagamaan, sekaligus menjadi tempat pembinaan bagi anak-anak. Rencananya, pembangunan akan segera dilakukan, sehingga pada Ramadhan sudah berfungsi.
"Diharapkan, seiring peningkatan ekonomi juga dilakukan pembinaan keagamaan agar mental spritualnya juga lebih baik," jelasnya.
Ketua Baznas Kota Padang, Epi Santoso menargetkan, minimal ada dua kampung binaan yang terealisasi setiap tahun. Ia mengungkapkan, anggaran yang dialokasikan untuk satu kampung binaan sebesar Rp 500 juta atau Rp 1 milyar dalam waktu satu tahun.
Ia menjelaskan, anggaran tersebut meliputi program Padang Sejahtera untuk peningkatan usaha, Padang Cerdas berupa beasiswa S1, Padang Sehat untuk pengobatan penyakit yang diderita warga miskin, Padang Makmur untuk bedah rumah dan rehab kedai, serta Padang Religius berupa pembinaan rohani dan pembangunan mushala.
"Untuk Rimbo Tarok yang baru dilaunching ini, kita sudah gunakan anggaran sebesar Rp 320 juta. Nanti kita evaluasi dulu beberapa bulan, jika perkembangannya bagus kita tambahkan hingga menjadi Rp 500 juta," kata Epi.
Dikatakannya, pemilihan Rimbo Tarok, Kelurahan Kuranji ini, berdasarkan data statistik penghasilan masyarakatnya yang berada di bawah rata-rata.
"Umumnya, warga di sini berekonomi lemah karena kebanyakan di sini bekerja sebagai pemulung, buruh harian, dan kerja serabutan lainnya," ujarnya menambahkan.