REPUBLIKA.CO.ID, Tiga ribu pasukan Muslim itu telah tiba di Ma'in, sebelah selatan Syam. Tapi, mereka berhenti dalam keterkejutan. Di hadapan mereka, tentara Romawi muncul dalam jumlah yang sangat besar. Sebanyak 200 ribu pasukan Heraklius siap menghadang.
Melihat kenyataan itu, ada yang mengusulkan agar panglima perang Muslim mengirimkan surat ke Madinah untuk menambah pasukan. Akan tetapi, Abdullah bin Rawahah menegaskan, "Tidak! Insya Allah, karena iman yang melekat dalam dada kita, kita akan mampu menghadapinya."
Maka, bergeraklah tiga ribu pasukan itu ke utara dan berhenti di Mut'ah. Hari-hari berikutnya menjadi catatan sejarah perjuangan umat Islam yang tak kan terhapus.
Satu per satu pasukan Muslim syahid. Panglima Zaid bin Haritsah syahid pertama-tama, kemudian Ja'far bin Abi Thalib, dan berikutnya Abdullah bin Rawahah.
Dalam situasi genting itu, ditunjuklah Khalid bin Walid sebagai panglima. Panglima baru ini menyadari satu-satunya cara untuk mengalahkan musuh adalah dengan strategi. Wajah-wajah pesimis telah muncul di tengah pasukannya. Seandainya bukan karena iman, niscaya mereka telah lari.
Khalid menukar posisi pasukan. Mereka yang sebelumnya berada di sayap kanan, dipindah ke sayap kiri. Demikian pula sebaliknya. Pasukan garda depan ditukar dengan garda belakang. Beberapa pasukan kemudian ditugaskan berkuda di belakang dalam rombongan kecil-kecil, tetapi sambung menyambung.
Strategi ini mengecoh lawan. Mereka mengira pasukan Muslim mendapat tambahan pasukan yang besar.
Pasukan lawan merasa berhadapan dengan wajah-wajah baru, sementara di belakang pasukan Muslim tampak kepulan debu dari kuda yang dipacu. Mental mereka jatuh. Saat itulah, pasukan Muslim berhasil memukul balik tentara Heraklius.
Kreatif dan strategis. Itulah yang diajarkan oleh panglima Khalid bin Walid. Ustadz Dwi Budiyanto dalam Prophetic Learning menjelaskan, bagaimana panglima besar itu mengajarkan umat untuk berpikir kreatif, di luar kebiasaan (out of the box).
Umat Islam tidak diajarkan untuk meratapi nasib atau menyerah pada keadaan, tapi merancang langkah maju dengan ide-ide cemerlang.