REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ruang tunggu (lounge) khusus ibadah umrah rencananya akan segera beroperasi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang untuk memberi lebih banyak ruang bagi pergerakan jamaah umrah di terminal dua bandara tersebut.
"Kehadiran lounge umrah akan membuat jemaah nyaman dengan berbagai fasilitas yang disediakan," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin (18/5).
Budi mengatakan ruang tunggu umrah itu dirancang secara modern dan minimalis dan memiliki sejumlah fasilitas yang dibutuhkan bagi para jamaah umrah, seperti pelayanan imigrasi untuk kemudahan proses keberangkatan. Ruang itu rencananya akan memiliki luas 1.900 meter persegi dan akan beroperasi di pertengahan tahun ini.
Rencana pengoperasian "lounge' umrah itu ditujukan untuk mengantisipasi tingginya jamaah umroh di Bandara Soetta, terlebih di bulan Ramadhan. Sedikitnya, terdapat sekitar dua ribu jamaah umrah yang memadati bandara di hari normal.
Sejauh ini, banyak jamaah umrah berikut pengantarnya memenuhi area bandara. Sebagian dari mereka memenuhi lobi terminal dengan duduk-duduk di lantai sehingga cukup mengganggu pengguna jasa lainnya.
Terkadang waktu tunggu untuk keberangkatan jamaah umrah bisa mencapai empat jam lebih. Artinya, ruang tunggu khusus umroh itu sebagai bagian dari penataan ruang bandara sehingga lebih tertib dan rapi.
Ruang tunggu khusus umrah itu akan berlokasi di luar terminal. Dengan begitu, pengelola bandara akan menyiapkan armada bus gratis untuk mengantar jamaah umrah yang akan "check in" pesawat.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Abdul Djamil mengatakan animo masyarakat menunaikan ibadah umrah cukup tinggi seiring pemangkasan kuota haji oleh Arab Saudi. Banyak masyarakat yang mengalihkan ibadah haji menuju umroh. "Ibadah ini menjadi semakin diminati seiring semakin banyaknya antrian jamaah haji," Abdul.
Ibadah haji, kata dia, membutuhkan waktu tunggu yang relatif lama, bahkan di salah satu daerah harus mengantri 16-20 tahun agar dapat menunaikan Rukun Islam ke-5 itu. Maka, ada kecenderungan masyarakat untuk menunaikan ibadah umrah. Pada Januari 2015, jumlah jemaah umroh menunjukkan angka yang besar mencapai 135 ribu orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun.