REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sebuah organisasi Muslim terkemuka di India mengecam upaya kelompok sayap kanan untuk menekan minoritas Muslim di negara itu. Mereka mengingatkan perjuangan Muslim India saat merebut kemerdekaan dari Inggris.
"Kami melawan Inggris tanpa rasa takut. Kami yakin sekelompok kecil bisa membuat perubahan dalam sebuah negara," kata Kepala Jamiat Ulema I Hind Maulana Arshad Madani seperti dilaporkan oleh Times of India, Ahad (17/5).
Dia menambahkan bahwa ratusan ribu Muslim berada di India karena sebuah pilihan, bukan secara kebetulan. Mereka memiliki pilihan untuk pindah ke Pakistan, tetapi kebanyakan dari mereka tetap tinggal dan berjuang untuk kemerdekaan negara itu.
Kepala Jamiat Ulema I Hind itu berbicara pada di depan sidang umum ke-32 yang diadakan di Ramlila Maidan. Kata-katanya langsung disambut dengan tepuk tangan bergemuruh.
Di tengah meningkatnya kampanye dan serangan anti-Muslim di seluruh negeri, Madani menuduh pemerintah masih bersikap diam.
"Ini menimbulkan tanda tanya besar pada kredibilitas slogan populer 'Sabka saath Sabka vikas'. Kami ingin pemerintah merespon dengan tindakan, bukan dengan kata-kata,” kata Madani.
Sabka saath Sabka vikas adalah slogan yang dipopulerkan saat kampanye oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang berarti bersama dengan semua, membangun untuk semua.
Ia berharap, dalam 20 tahun ke depan seluruh anggota masyarakat harus memastikan tidak ada anak yang dirampas hak pendidikan dan pelatihannya.