Sabtu 16 May 2015 18:10 WIB

Umat Diimbau Waspadai Ancaman Dua Ideologi Ini

Rep: C38/ Red: Didi Purwadi
Cholil Ridwan
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Cholil Ridwan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Cholil Ridwan, mengungkapkan syiah dan komunisme merupakan ancaman nyata bagi masa depan bangsa Indonesia. Pesantren memiliki posisi strategis sebagai benteng penangkal kedua ideologi ini.

"Komunis adalah ancaman laten bangsa Indonesia. Pemberontakan PKI di Madiun dan Lubang Buaya tahun 1965 adalah contoh nyata ancaman komunis terhadap bangsa Indonesia," ujarnya saat acara tasyakuran rusunawa Ponpes Husnayain, Jakarta, Sabtu (16/5).

Menurut KH. Cholil Ridwan, penyebaran paham ini patut diwaspadai karena sekarang sudah memperlihatkan riak-riaknya. Orang-orang komunis juga beragama Islam, bahkan memiliki nama-nama Islami, tetapi cara pandang mereka bukan cara pandang Islam.

Selain komunis, Syiah juga ancaman yang tidak kalah serius. KH. Cholil Ridwan menyebutkan beberapa kasus kekerasan yang dilakukan oleh Syiah di Indonesia, termasuk penculikan ulama NU di Jatim. Ia juga menyayangkan adanya kerjasama antara pemerintah RI dengan Iran dalam bidang ekonomi yang baru saja disepakati beberapa waktu lalu.

KH. Cholil menambahkan, ketika Syiah sudah mencapai 20 persen di suatu negeri, dia akan melakukan kudeta karena syiah adalah mahzab politik. Syiah memiliki kemiripan strategi dengan komunis. Mereka tidak pernah merebut kekuasaan tanpa kekerasan.

"Di sanalah peran penting sebuah pondok pesantren. Kita ingin membentuk pesantren yang ideologis. Pesantren yang mengajarkan aqidah lurus, yang dapat menjadi benteng untuk menjaga alumni-alumninya dari paham Syiah dan Komunis," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement